RUANGPOLITIK.COM— Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Muhaimin) mendorong pemerintah untuk segera membenahi manajemen stok pangan secara menyeluruh.
Ia juga mendorong pemerintah untuk mengubah orientasi ketahanan pangan nasional. Menurutnya orientasi ketahanan pangan harus bermuara pada dua hal. Pertama, jaminan ketersediaan pangan dan kedua adalah akses terhadap masyarakat.
“Artinya kita tahu seberapa banyak stok pangan kita dengan data yang akurat. Kedua, akses masyarakat mendapatkan pangan harus mudah. Jadi meskipun surplus dan nggak perlu impor, tapi aksesnya sulit ya sama saja rakyat akan menjerit,” tukasnya, Rabu (28/12)
Sebab ia menilai manajemen stok pangan dibutuhkan agar ketahanan pangan Indonesia dapat terealisasi.
“Memang untuk manajemen stok pangan saat ini masih belum optimal, beras saja sebagai makanan paling pokok kita masih begitu manajemennya, apalagi produk lain seperti kedelai, kacang hijau, kacang tanah, daging,” kata Cak Imin.
Wakil Ketua DPR RI bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) ini menuturkan manajemen stok pangan yang buruk sering menyebabkan ketidaksinkronan data kebutuhan importasi pangan antar Kementerian-Lembaga (K/L). Pasalnya, mereka punya aturan main masing-masing terkait importasi pangan.
“Yang terjadi selama ini hampir semua kementerian dan lembaga punya kebijakan sendiri-sendiri soal pangan, terutama terkait importasi. Kadang Kementerian ‘A’ bilang surplus pangan, Lembaga ‘B’ malah bilang perlu impor,” ucapnya.
Ia menjelaskan manajemen stok pangan yang baik akan berimbas pada ketahanan pangan nasional. Dengan begitu, ketersediaan pangan yang cukup dan merata membuat akses penduduk terhadap pangan bisa mudah dan terealisasi.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)