Bahtiar dinilai memegang teguh sikap netral dan tak memiliki kepentingan politik
RUANGPOLITIK.COM – Enam fraksi DPRD DKI Jakarta, yakni PDI Perjuangan, PKS, Partai Demokrat, PAN, Partai NasDem, dan Partai Golkar mengusulkan Bahtiar sebagai salah satu kandidat Penjabat Gubernur DKI Jakarta. Sepertinya fraksi-fraksi yang mengusulkan nama Bahtiar mempertimbangkan jejak rekam dan prestasi pria kelahiran Bone, Sulsel, itu.
Bahtiar yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri dan Direktur Politik Dalam Negeri punya kemampuan membangun komunikasi yang baik dengan para tokoh masyarakat, termasuk kalangan ormas.
Kemampuan Bahtiar sebagai birokrat yang mampu merangkul semua kalangan dan mengintegrasikan beragam etnis sudah terbukti saat dia menjadi Pj Gubernur Kepri, sebuah daerah yang penduduknya dari beragam suku.
Saat masih menjabat sebagai Kasubdit Ormas Ditjen Polpum Kemendagri, hampir setiap hari ruang kerjanya di Jalan Merdeka Utara Jakarta, selalu terbuka, tamu dari kalangan ormas datang silih berganti, berdiskusi, bertukar pikiran, menyerap aspirasi, sekaligus menyampaikan arahan.
Sehingga tidak heran tokoh sehebat Jimly Asshiddiqie, yang jarang memuji pejabat di depan publik, memiliki harapan besar agar Bahtiar dipilih untuk menjadi Pj. Gubernur DKI Jakarta.
“Tidak banyak pejabat tinggi madya yang memiliki kapasitas dan kualifikasi seperti itu, salah satunya pejabat tinggi madya di internal Kemendagri, ada Bahtiar yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum,” kata Jimly dalam keterangannya seperti dikutip dari Antara, (4/9).
Anggota DPD RI dari DKI Jakarta itu meyakini Bahtiar memiliki kemampuan tersebut. Apalagi, Bahtiar memiliki pengalaman sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepulauan Riau.
Jimly yakin Bahtiar adalah figur tepat yang dapat membangun komunikasi, baik dengan DPRD DKI Jakarta, jajaran internal Pemerintah DKI Jakarta, maupun menjadi perpanjangan pemerintah pusat.
Hal itu menjadi modal penting untuk membangun komunikasi yang humanis dengan seluruh pemangku kepentingan di DKI Jakarta. DKI Jakarta merupakan barometer politik nasional, sehingga stabilitas politik perlu dijaga. Kondisi masyarakat yang multikultur tersebut membuat kehidupan sosial warga DKI penuh dengan dinamika.
Netral dan Bebas Kepentingan Politik
Masih menurut Jimly Asshiddiqie, sebagai seorang ASN, Bahtiar dinilai memegang teguh sikap netral dan tak memiliki kepentingan politik. Bahtiar juga dinilai berhasil menginisiasi program-program kebangsaan.
Sementara itu, di kesempatan yang berbeda pengamat politik, Jerry Sumampouw ini menyarankan agar Penjabat Gubernur DKI Jakarta pengganti Gubernur Anies Baswedan sebaiknya dari internal Kementerian Dalam Negeri. Sebab, pejabat internal Kemendagri sangat memahami persoalan pemerintah daerah.
“Pj Gubernur DKI akan menghadapi tahun politik saat menjalankan roda pemerintahannya nanti. Oleh karena itu, Pj Gubernur DKI haruslah sosok yang netral dan tidak memiliki kepentingan politik menjelang Pemilu dan Pilkada 2024,” ujar sosok yang juga pemerhati pemilu ini kepada RuPol.
Mengenai sosok tersebut, Jerry memiliki keyakinan bahwa Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Bahtiar dinilai sosok yang tepat untuk menduduki kursi Pj. Gubernur DKI Jakarta.
“Selain banyak prestasi dan pengalaman di bidang birokrasi, dengan sikap netralitasnya, saya kira Pak Bahtiar ini bisa menjaga kota Jakarta tetap kondusif saat bangsa ini sedang merayakan pesta demokrasi 2024,” pungkas Jerry.
Editor: Rikky A. D
RuPol