Masa Pilkada 2024 telah usai. Masyarakat Limapuluh Kota kembali ke fitrahnya sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Segala dinamika politik maupun sudut pandang yang berbeda telah berakhir seiring waktu untuk melangkah bersama membangun Limapuluh Kota kedepannya lebih baik.
Sekarang bukan waktunya untuk saling menyalahkan, melainkan bagaimana berpikir untuk sebuah kemajuan buat masyarakat yang mendiami Luak Nan Bungsu ini. Pemikiran dan ide-ide cemerlang sangat dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan dimasa lampau.
Disini penulis bermaksud untuk bagaimana cara kita bersama menatap masa depan, membangkitkan semangat kebersamaan dengan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat. Ingat bangsa yang maju bangsa yang mau belajar dari sebuah kesalahan itu sendiri serta ingin berbuat demi mewujudkan sebuah cita cita yang luhur .
Seperti diketahui bersama, Kabupaten Limapuluh Kota merupakan sebuah daerah yang terletak dibagian timur Wilayah Provinsi Sumatera Barat. bagian timur wilayah provinsi Sumatera Barat. Serta dilalui langsung oleh garis Khatulistiwa. Sebagai bagian dari Luak Nan Tigo ( Luak Tanah Data, Luak Agam dan Luak Limopuluah) di Alam Minangkabau.
Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota harus mampu bekerjasama disetiap elemen masyarakat. Terlebih Tigo Tungku Sajarangan (Niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai) harus dibawa seilir semudik demi mewujudkan program program kerja kearah yang lebih baik. Begitupula peran Bundo Kanduang dan Pemuda-Pemudi dilibatkan dalam berbagai andil program-program yang pro rakyat.
Diranah Minang, Alam Takambang Menjadi Guru sebuah pepatah tua yang tak lapuk oleh zaman. Disini masyarakat telah diajarkan bagaimana beradaptasi dengan ilmu pengetahuan yang didapat dari alam itu sendiri. Begitupula orang minang memilki prinsip Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Prinsip ini menjadi panduan bagi orang Minang dalam menjalani hidup.
Kembali kepokok persoalan, Biduak Lalu, Kiambang Batauik. Sebuah ungkapan yang memilki arti bahwa orang Minangkabau yang jamak diserukan untuk merangkul kembali dua orang atau beberapa pihak yang sempat bertikai, berselisih paham atau berbeda pandangan sebelumnya. Hal ini menunjukan begitu demokrasinya orang Minangkabau. Seandainya ada sebuah permasalahan bak” Kusuik-Kusuik Bulu Ayam, artinya Kusuik-kusuik bulu ayam. Sebuahperselisihan pertengkaran/ perbedaan pendapat di kalangan sendiri (internal) yang nanti akan selesai dengan sendirinya. Jangan pula sampai Bakarek Rotan yang memilki arti putus hubungan bersaudara, itu tidak baik.
Lalu apa hubungannya Bduak Lalu Kiambang Batauik dengan “Menuju Limapuluh Kota Bangkit.”
Disini penulis mengajak seluruh elemen masyarakat yang mendiami Kabupaten Limapuluh Kota untuk saling bergandengan tangan untuk menatap hari esok yang lebih baik. Tentu semua memilki langkah langkah yang tepat. Sebuah kebangkitan tidak akan pernah ada selagi masih terpaku dimasa lampau.
Lalu langkah apa saja yang harus dilakukan untuk Menuju Limapuluh Kota Bangkit.
Salah satu aspek untuk mewujudkan kebangkitan Limapuluh Kota dengan upaya peningkatan pemerataan pembangunan di 13 Kecamatan , 79 Nagari serta 425 jorong yang ada di Kabupaten Linapuluh Kota. Inilah PR utama yang harus menjadi prioritas seorang pemimpin (Bupati). Selain aspek diatas masih banyak lagi harus dibenahi seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Pendidikan, Kesehatan , Sosial dan Budaya serta kesejahteraan masyarakat. Disinillah jiwa seorang pemimpin dipertaruhkan untuk mewujudkannya.
Kemudian yang perlu dipahami seorang pemimpin memilki jiwa ” Melayani Masyarakat Bukan Malah Sebaliknya.” Disinlah kunci yang harus dimliki seorang pemimpin. Roda pemerintahan akan jalan sesuai dengan rel atau jalurnya. Kita tunggu, Syafni Sikumbang sebagai peraih suara terbanyak pada pilkada 2024 jika ditakdirkan memimpin Limapuluh Kota apakah sesuai dengan slogan saat kampanyenya dulu, Menuju Limapuluh Kota Bangkit.
Penulis. Benpi