UNDOC mencatat bahwa Myanmar merupakan salah satu dari segitiga emas pengedaran narkoba bersama Thailand dan Laos, sementara Afganistan dikenal sebagai negara penghasil opium (bahan baku narkotika) terbesar di dunia.
RUANGPOLITIK.COM – Berdasarkan data dari Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Urusan Narkoba dan Kejahatan (United Nations Office on Drugs and Crime/UNDOC), Myanmar dan Afganistan adalah dua dari negara penghasil narkoba terbesar di dunia.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom mengatakan mayoritas pasokan narkoba ke Indonesia berasal dari luar negeri melalui jalur laut.
“Telah menjadi pengetahuan umum bahwa sebagian besar pasokan narkoba masuk dari Myanmar dan Afganistan,” kata Marthinus seusai menghadiri acara “Peringatan 22 Tahun BNN ”di Jakarta, Jumat (23/2/2024) dilansir dari laman Antara.
UNDOC mencatat bahwa Myanmar merupakan salah satu dari segitiga emas pengedaran narkoba bersama Thailand dan Laos, sementara Afganistan dikenal sebagai negara penghasil opium (bahan baku narkotika) terbesar di dunia.
Dalam mengatasi masalah ini, Marthinus menekankan bahwa BNN terus berkomunikasi dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk mengatasi peredaran narkoba dari luar negeri melalui jalur laut.
Selain itu, BNN pusat bersama para kepala BNN provinsi (BNNP), terutama di daerah perbatasan, telah melakukan kunjungan ke Malaysia dan Singapura untuk meningkatkan kerja sama dalam pencegahan peredaran narkoba.
“Ini dilakukan untuk memperkuat pengawasan wilayah perbatasan masing-masing dalam mencegah peredaran narkotika lintas negara,” tukasnya.
Tidak hanya di dalam negeri, BNN juga telah membangun komunikasi dengan pihak berwenang dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
“Kami bahkan akan mengunjungi Myanmar untuk memahami penegakan hukum di sana, kemudian berbagi informasi, dan melakukan analisis bersama,” urai Marthinus.
Menurutnya, langkah-langkah tersebut penting untuk memahami jaringan peredaran secara menyeluruh karena BNN tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan semua pihak, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Ancaman ini bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja, mungkin kepada kita sendiri, anak-anak kita, keluarga kita, atau orang yang kita sayangi bisa terkena dampak bahaya narkoba,” pungkasnya.(ANT)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)