RUANGPOLITIK.COM – Masa jabatan belum habis mau mengundurkan diri. Ini kerap kali terjadi diberbagi tempat kerja. Baik di perusahaan swasta maupun di pemerintahan.
Seperti para menteri dari PDIP yang ingin rungkad dari jabatan yang mereka duduki. Para menteri ini melakukan hal tersebut digadang-gadang karena tidak mau lagi bekerja bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun baru-baru ini justru Sekjen PDIP Hasto Kristyanto meminta para menteri tetap menjalankan tugas mereka meski kini tak sejalan dengan Jokowi. Hasto juga megatakan, perbedaan jalan politik tidak memengaruhi profesionalisme menteri-menteri dari partai berlambang banteng tersebut.
Hal ini kemudian membuat pengamat politik angkat bicara. Efriza dari Citra Institute mengatakan, sikap PDIP sebenarnya tepat, tetap mendukung Jokowi dan loyal kepada Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan. Sebab, Jokowi tetap kader PDIP, dan ia Presiden dari PDIP dua periode.
“Hanya saja, sikap ini adalah perilaku dua wajah. Wajah secara organisasi mendukung Presiden Jokowi, tetapi elite-elitenya malah asyik mengkritik Jokowi sebagai penguasa politik bahwa telah melakukan tekanan politik dalam pemilu ini, juga telah membuat demokrasi mengalami kemunduran,” jelas Efriza kepada Rupol, Senin (20/11/2023).
Dia mengatakan bahwa, elite PDIP juga berusaha menjadi koordinator hak angket, ini tentu saja disinyalir diijinkan DPP. Efriza menyebutkan, yang dituju Hak Angket adalah eksekutif, yang muaranya jelas dianggap penguasa politik telah melakukan intervensi kepada MK sehingga memuluskan Gibran sebagai cawapres melalui Putusan Nomor 90 tentang gugatan batas usia capres-cawapres.
Menurutnya, pernyataan Hasto yang lebih dari sekali dengan menyatakan menteri PDIP loyal terhadap pemerintah, juga sebagai politik ambigu, telah menghadirkan kejanggalan, sehingga dapat menghadirkan keheranan publik, karena elite PDIP sendiri ada yang menyatakan menteri PDIP ada yang menemui Megawati selaku ketua umum untuk menyatakan dirinya ingin mundur dari kabinet.
Dia menjelaskan, ini akan menimbulkan pertanyaan publik, Apakah benar menteri PDIP loyal atau memang loyalitasnya karena dipaksa loyal oleh institusinya. Pasalnya sikap dan Komentar Hasto dengan elite-elite PDIP ini, cukup luar biasa.
“Sikap dan Komentar Hasto dengan elite-elite PDIP ini, bahasa Sarkas anak sekarang adalah membagongkan, tidak jelas, sehingga bagi publik menggunakan trend bahasa anak sekarang ‘nggak bisa ber-word-word’,” kata Efriza.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)