RUANGPOLITIK.COM – PDIP secara organisasi tampak makin tak percaya diri. Ini terlihat dari para elite PDIP yang berkomentar menyerang sekaligus mengeluh dengan cara bersamaan.
Pengamat politik Citra Institute, Efriza mengatakan, teknik komunikasi politik dan strategi politik seperti inilah yang menggiring opini publik. Di mana terlihat PDIP plin-plan dan tak percaya diri.
Efriza mengatakan, apalagi baru-baru ini PDIP menyebutkan, menteri-menteri mereka ingin mengundurkan diri. Namun ternyata hal ini tak diizinkan oleh PDIP.
“Para menteri mau mengundurkan diri, tapi tak diizinkan partai. PDIP juga kukuh tak akan menarik menteri-menterinya dari kabinet,” ungkap Efriza melalu keterangan tertulisnya.
Dia mengatakan bahwa bagi PDIP, para kader menjadi menteri itu merupakan penugasan dan perjuangan dari PDIP untuk menjadi calon menteri.
“Menteri itu penugasan dan perjuangan dari PDIP untuk menjadi calon menteri hal mana berjuang dengan memenangkan Jokowi,” kata Efriza.
Dia menjelaskan, bila dicermati lebih lagi, PDIP itu sama dengan Nasdem. Pasalnya, mereka berseberangan dengan pemerintah tetapi ingin mempertahankan kursi menteri.
“Dasarnya juga sama, karena merasa sebagai pendukung loyal kepada Jokowi. Sudah berjuang keras membantu memenangkan Jokowi sebagai presiden,” kata Efriza.
Dia menjelaskan bahwa gaya politik PDIP yang seperti ini malah menunjukkan PDUP lemah secara institusi. Sehingga wajar jika ke depannya masyarakat malah perlahan tak simpatik lagi pada PDIP.
“Ini disebabkan sikap dari PDIP yang ambigu. Penilaian masyarakat ini tentu saja tak baik jika yang disebut ambigu, plin-plan adalah terkait marwah, kehormatan dari institusi PDIPnya,” kata Efriza.
Dia menambahkan, institusi terkesan tak berdaya dan telah dilemahkan oleh segelintir sosok seperti Jokowi, Gibran, dan Bobby yang tentunya amat miris.
Editor: M. R. Oktavia
(Rupol)