Ia juga memproyeksikan bahwa konsumsi gandum di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 50% pada tahun 2030.
RUANGPOLITIK.COM – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyampaikan keprihatinannya terhadap besarnya impor pangan di Indonesia.
Dalam pidatonya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional ke-IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/9), Megawati mengungkapkan perkiraan bahwa nilai impor pangan Indonesia telah mencapai Rp300 triliun.
Megawati menjelaskan bahwa salah satu isu yang menjadi perhatian utamanya adalah impor gandum yang terus meningkat. Konsumsi gandum di Indonesia naik dari 4% pada tahun 1970 menjadi 28% pada tahun 2022.
Hal ini menjadi perhatian karena Indonesia memiliki beragam sumber pangan lokal, seperti jagung, hanjeli, pisang, sagu, singkong, talas, dan ubi jalar.
Ia juga memproyeksikan bahwa konsumsi gandum di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 50% pada tahun 2030.
Megawati menyoroti bahwa sebagian besar gandum yang dikonsumsi di Indonesia harus diimpor dari negara lain.
Selain impor gandum, Megawati juga menekankan besarnya impor gula yang mencapai hampir US$3 miliar atau sekitar Rp46,35 triliun.
Impor kedelai juga menjadi perhatian karena mencapai volume 2,32 juta ton dengan nilai US$1,63 miliar atau Rp25,18 triliun. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Malaysia, Meksiko, dan Belanda menjadi pemasok utama kedelai untuk Indonesia.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi kedelai nasional pada tahun 2021 hanya sekitar 200 ribu ton per tahun, dengan produktivitas rata-rata hanya 1,56 ton per hektar pada tahun 2021.
Sementara permintaan terus meningkat, dengan kebutuhan kedelai mencapai 2,7 juta ton pada tahun 2021. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mengeluarkan izin impor kedelai meskipun Indonesia memiliki potensi produksi yang besar.
Selanjutnya, Megawati mencatat bahwa volume impor susu mencapai US$1,31 miliar atau sekitar Rp20,24 triliun. Sekitar 80% kebutuhan susu di Indonesia masih harus diimpor dari luar negeri.
Megawati mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi sejumlah bahan pangan secara lokal, seperti buah-buahan, kedelai, bawang putih, jagung, dan garam. Namun, masih terdapat ketergantungan terhadap impor pangan dalam jumlah besar.
Impor pangan yang besar ini menunjukkan perlunya perhatian dan upaya serius untuk meningkatkan produksi pangan lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)