Soleh memaparkan kesibukan sebagai dosen sekaligus Direktur Ekskutif CSIIS menjadi alasan dirinya keluar dari Hanura.
RUANGPOLITIK.COM —Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari memutuskan untuk mundur dari Partai Hanura.
Sholeh baru saja bergabung dengan partai besutan Oesman Sapta Odang itu sebagai calon anggota legislatif (caleg).
Soleh memaparkan kesibukan sebagai dosen sekaligus Direktur Ekskutif CSIIS menjadi alasan dirinya keluar dari Hanura.
“Saya juga tidak melanjutkan proses pencalegan. Sebab dari awal tidak melengkapi sejumlah dokumen yang dibutuhkan sebagai caleg dan merujuk PKPU secara otomatis statusnya adalah Tidak Memenuhi Syarat (TMS),” tutur Sholeh dalam keterangan persnya, Kamis (10/8/2023).
Sholeh juga menyampaikan terima kasih kepada Partai Hanura yang memberi kesempatan baginya berkiprah meski hanya dalam waktu tiga bulan.
“Terhitung dari April hingga Juli 2024 sebelum menyatakan keluar dari Partai Hanura saya pernah duduk sebagai Wakil Ketua Bappilu,” lanjutnya.
Namun, belakangan Sholeh dalam kapasitasnya sebagai Direktur Ekskutif CSIIS sangat aktif menyoroti dinamika pencapresan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
“Posisi sebagai pengamat politik sekaligus pengurus Partai Hanura, diprotes oleh PKB. Akhirnya saya menyatakan keluar dari Hanura dan kembali sebagai pengamat politik yang bebas,” ujar dia.
Terakhir, Sholeh Basyari menyatakan terlalu besar taruhannya bagi PKB jika ketua umumnya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak menjadi cawapres.
Dia menyebutkan PKB terus mencari terobosan sebagai jalan bagi Cak Imin mendapat tiket pada Pilpres 2024.
Sholeh menyatakan setelah legitimasi kultural dengan menggerakkan sejumlah kiai diperoleh, PKB mencoba mendapatlan legitimasi akademik.
“Seperti telah terlaksana, kegiatan diskusi dengan mengundang sejumlah bos Lembaga Survei. Acara itu dirancang untuk menyikapi sejumlah pertimbangan yang menjadi dasar bagi Prabowo untuk kandidat cawapres pilihannya, yakni hasil survei,” kata Sholeh dalam keterangannya, Rabu (2/8).
Menurutnya, sejumlah hal bisa ditafsirkan dari kegiatan tersebut. Pertama, PKB mencoba membangun dan menyodorkan alasan ke Prabowo bahwa Cak Imin pilihan terbaik sebagai cawapres.
“Kedua, alasan itu ‘seakan’ berpijak pada legitimasi kokoh secara akademik. Pasalnya yang dihadirkan pada acara tersebut adalah sejumlah bos lembaga survei yang selama ini ‘miring’ pada Cak Imin. Kecuali Eep Saifullah Fatah” tandasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)