Informasi paspor WNI yang diduga bocor berisi data sebesar 4 GB dengan total 24.900.867 data, sebagaimana dirilis blog blogbjork.ai.
RUANGPOLITIK.COM —Pengamat Cybersecurity, Teguh Aprianto melalui akun Twitter pribadinya mengungkap dugaan kebocoran 34 juta data paspor warga negara Indonesia (WNI) yang selanjutnya diperjualbelikan oknum.
“Buat yang sudah punya paspor, selamat karena 34 juta paspor baru saja dibocorkan dan diperjualbelikan. Data yang dipastikan bocor diantaranya no paspor, tgl berlaku paspor, nama lengkap, tgl lahir, jenis kelamin dll. Ini @kemkominfo sama @BSSN_RI selama ini ngapain aja ya?,” katanya, di akun Twitter @secgron.
Informasi paspor WNI yang diduga bocor berisi data sebesar 4 GB dengan total 24.900.867 data, sebagaimana dirilis blog blogbjork.ai.
Teguh menduga Bjorka adalah hacker yang sama dengan sosok yang sempat membuat gempar dunia maya di pertengahan 2022 lalu.
“Di portal tersebut pelaku juga memberikan sampel sebanyak 1 juta data. Jika dilihat dari data sampel yang diberikan, data tersebut terlihat valid. Timestampnya dari tahun 2009-2020,” ujar Teguh.
Adapun data yang diduga dibobol ditaksir dengan harga 10.000 dolar Amerika atau sekitar Rp150 juta.
Kominfo Bicara
Terkait cuitan tersebut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyelidiki kasus dugaan kebocoran data di imigrasi bersama dengan Tim Investigasi Pelindungan Data Pribadi.
Dari detail informasi yang diduga bocor, Kominfo melihat adanya kemiripan dengan data paspor WNI.
“Berdasarkan hasil sampling memang terdapat kemiripan namun belum dapat dipastikan. Dari detail diduga diterbitkan sebelum perubahan peraturan paspor menjadi 10 tahun, karena masa berlakunya terlihat hanya 5 tahun,” katanya.
Sementara, untuk penyebab dugaan kebocoran data sendiri hingga saat ini belum diketahui. Oleh karena itu, Kominfo akan meminta klarifikasi dari pihak Imigrasi.
“Mengenai penyebabnya terjadi dugaan kebocoran data itu kami belum dapat menyimpulkan. Oleh karena itu, kami akan memanggil pihak Imigrasi untuk melakukan klarifikasi dan pencocokan data,” ucap Semuel.
Demi mengusut kasus dugaa kebocoran data, Kominfo juga bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mencari penyebabnya.
“Untuk itu kami akan meminta bantuan dari BSSN untuk bersama-sama melakukan investigasi terkait bagaimana dan apa penyebabnya,” ujarnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)