Menjelang sidang, dia masih mengira sang pengacara sekedar berguyon menganggapnya sebagai ancaman. Dia baru mengerti guyonannya saat mendengar laporan aksi pemberontakan Wagner Group yang melaju hingga 200 km (120 mil) mendekati Moskow.
RUANGPOLITIK.COM —Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara atas tuduhan ekstremisme mempertanyakan alasannya dianggap sebagai ancaman yang lebih besar bagi Rusia dibanding tentara bayaran yang melancarkan pemberontakan bersenjata.
Dalam cuitan yang diunggah para pendukungnya, Navalny mengatakan ia tak diizinkan melakukan percakapan dari dalam sel sejak 1 Juni lalu.
Menjelang sidang, dia masih mengira sang pengacara sekedar berguyon menganggapnya sebagai ancaman. Dia baru mengerti guyonannya saat mendengar laporan aksi pemberontakan Wagner Group yang melaju hingga 200 km (120 mil) mendekati Moskow.
“Sebaliknya jaksa datang dan kami melanjutkan persidangan di mana saya dituduh membentuk organisasi untuk menggulingkan Presiden (Vladimir) Putin dengan kekerasan,” kata Navalny.
Sambil mendengarkan tuduhan organisasi yang didirikannya, ACF (yayasan anti-korupsi), dipandang sebagai kelompok ekstremis yang berbahaya bagi negara, ia membaca laporan kelompok militer (Wagner Group) yang mempertahankan eksistensinya dan berupaya membelot menyerang balik Pemerintah Rusia.
“Saya menyimak kata-kata jaksa hingga akhirnya tertawa terbahak-bahak. Dia membentak ‘Jangan anggap ini lelucon, lihat diri Anda, Navalny!’, jaksa itu benar-benar menganggapnya serius,” tuturnya.
Navy hanya bisa menertawakan tuduhan yang diarahkan padanya. Hanya karena dia dianggap sebagai ancaman negara, dia tak menyangka dituding ‘menjadi penggerak’ pembelotan Wagner.
Pria berusia 47 tahun itu terkenal karena mencela elite Putin. Dia menuding negara melakukan korupsi besar-besaran dan mengatakan perang telah menimbulkan rasa sakit bagi jutaan orang Ukraina yang tidak bersalah.
Navalny menyalahkan Putin atas pemberontakan oleh pasukan tentara bayaran Wagner yang diizinkan untuk merekrut narapidana dengan imbalan pengampunan atas kasus masing-masing.
“Bukan Barat atau oposisi yang menembak jatuh helikopter Rusia di atas Rusia. Bukan ACF yang membawa Rusia ke ambang perang saudara,” ujar Navalny membela diri dari tuduhan tersebut.
Dia menuding perang tersebut dicetuskan oleh Putin sendiri, bukan Rusia, lantaran mempelopori perang di Ukraina.
Navalny menuding presiden memaafkan semua narapidana yang sedang menjalani masa hukuman untuk membunuh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan siapa pun yang ingin mereka bunuh.
“Faktanya, perang yang digagas Putin dapat menghancurkan Rusia bukan lagi anggapan yang tidak mungkin,” ucap Navalny dilansir RuPol dari Reuters pada Rabu, 28 Juni 2023.
Dia menjalani hukuman 11,5 tahun penjara 11-1/2 tahun karena penipuan dan penghinaan terhadap pengadilan atas tuduhan yang menurutnya dibuat-buat untuk membungkamnya.
Saat ini, ia diadili atas tuduhan pembentukan organisasi ekstremis dan membuat seruan publik untuk melakukan aktivitas ekstremis.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)