Di sisi pencegahan, Jokowi meminta seluruh elemen agar memperkuat ketahanan keluarga dan masyarakat dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya narkotika yang dimulai sejak dini.
RUANGPOLITIK.COM —Presiden Jokowi meminta para bandar dan pengedar narkotika di wilayah Indonesia dihukum sekeras-kerasnya sebagai bentuk komitmen terhadap pemberantasan narkoba.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi melalui tayangan video yang ditampilkan dalam peringatan puncak Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Senin (26/6/2023) malam.
“Hukum sekeras-kerasnya pada bandar dan pengedar narkotika,” kata Presiden Jokowi.
Selain itu Presiden Jokowi juga memerintahkan agar upaya rehabilitasi bagi pecandu narkotika ditingkatkan.
Di sisi pencegahan, Jokowi meminta seluruh elemen agar memperkuat ketahanan keluarga dan masyarakat dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya narkotika yang dimulai sejak dini.
Pada kesempatan itu Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan sesuai perintah Presiden, BNN RI akan menindak tegas setiap pihak yang terlibat dalam peredaran gelap narkotika.
Balita 3 Tahun yang Positif Narkoba Jalani Pemulihan di Balai Rehabilitasi BNN Kaltim
“Kita akan berantas betul bandar-bandar narkoba, tetapi kita akan tingkatkan juga masalah rehabilitasi dan bagaimana kita mensosialisasikan, terutama pada usia dini,” katanya.
Golose mengatakan, acara peringatan puncak HANI di Garuda Wisnu Kencana Badung, Bali, merupakan tanda peringatan bagi masyarakat Indonesia dan dunia internasional bagaimana seriusnya BNN memberantas narkoba.
Dia mengungkapkan, BNN menggunakan strategi soft power approach, hard power approach, smart power approach and cooperation dalam memberantas narkotika.
Kronologi Balita Positif Narkoba Versi Tersangka, Salahkan Kelalaian Ibu Korban
Dari beberapa strategi tersebut BNN tetap mengutamakan opsi untuk melakukan tindakan pencegahan. “Kami lebih mengutamakan soft power dari pada hard power approach,” katanya.
Berkaitan dengan narkotika yang dominan di Indonesia, Golose menyatakan ganja masih mendominasi di antara narkotika jenis lainnya. Namun demikian, keberadaan narkotika jenis baru lainnya juga menjadi perhatian serius semua pihak.
“Narkotika di Indonesia yang terbanyak masuk adalah metamfetamina, kemudian ganja, tetapi overall yang terbanyak pengguna adalah cannabis sativa (ganja), kemudian metamfetamina atau cristal, tetapi juga kita akan mengantisipasi karena masuknya heroin, dan kokain,” kata Golose.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata dia, diperlukan kerja sama terutama dengan negara-negara yang berada di golden triangle, golden crescent, maupun negara-negara Afrika yang dulu banyak sebagai kurir narkoba serta kawasan Amerika Selatan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)