Dalam operasi evakuasi tersebut, ICRC bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan keamanan dan keselamatan anak-anak selama perjalanan.
RUANGPOLITIK.COM —Sebanyak 300 anak berusia antara satu bulan hingga 15 tahun harus dievakuasi dari panti asuhan Khartoum sebagai dampak dari pertempuran sengit yang terjadi di ibu kota Sudan. Hal ini diungkapkan oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada Kamis 9 Juni 2023.
Pertempuran pasukan militer dan paramiliter RSF Sudan yang terjadi pada 15 April 2023 lalu, telah menyebabkan anak-anak dari Panti Asuhan Mygoma di Khartoum mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses perawatan kesehatan yang layak.
Situasi ini sangat mengkhawatirkan karena kesehatan dan kesejahteraan anak-anak menjadi prioritas utama dalam situasi konflik seperti ini.
Akan tetapi, mereka berhasil dievakuasi ke selatan ibu kota Khartoum melalui penyelamatan yang difasilitasi oleh ICRC pada Rabu, 7 Juni 2023.
Dalam operasi evakuasi tersebut, ICRC bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan keamanan dan keselamatan anak-anak selama perjalanan. Mereka juga menyediakan bantuan medis dan kebutuhan dasar lainnya kepada anak-anak yang dievakuasi.
Upaya evakuasi ini diharapkan dapat memberikan perlindungan dan akses perawatan kesehatan yang lebih baik bagi anak-anak dari Panti Asuhan Mygoma.
ICRC melaporkan bahwa beberapa anak di Panti Asuhan Mygoma menderita kondisi kesehatan mental yang dapat diperburuk oleh lingkungan konflik yang membuat mereka stres.
“Mereka menghabiskan saat-saat yang sangat sulit di daerah di mana konflik telah berkecamuk selama 6 minggu terakhir tanpa akses ke perawatan kesehatan yang layak, situasi yang sangat sulit bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus,” ujar Jean-Christophe Sandoz, kepala delegasi ICRC di Sudan.
ICRC bekerja keras untuk memperoleh jaminan keamanan dari pihak yang terlibat dalam konflik guna memastikan jalan yang aman bagi anak-anak dan staf panti asuhan.
Menurut UNICEF, hampir 14 juta anak di Sudan saat ini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak untuk menyelamatkan nyawa mereka. Jumlah ini merupakan jumlah tertinggi yang pernah tercatat di negara tersebut.
Sebagai catatan, organisasi kemanusiaan seperti ICRC berperan penting dalam situasi konflik untuk membantu korban sipil, terutama anak-anak yang merupakan kelompok rentan yang membutuhkan perlindungan dan perhatian khusus.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)