Sebagaimana kita tahu, Karawang merupakan penghasil beras terbesar kedua nasional. Terlebih dengan adanya padi varietas unggul yg dibawa oleh kepala @bsipjabar, Kangmas @rustammassinai ini, saya berharap produktivitas padi di Karawang dapat semakin meningkat.
RUANGPOLITIK.COM —Wakil Menteri Pertanian RI (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi meninjau panen raya padi di Desa Pulomulya, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kegiatan ini digelar bersama BSIP Jawa Barat di lahan seluas 10 hektare dengan jenis padi Inpari 36 dan Inpari 37.
Menurut Harvick, Karawang adalah salah satu sentra padi terbesar yang ada di Jawa Barat dengan rata-rata produktivitas produksi di atas 7 ton per hektare. Selain tanah yang subur, Karawang juga merupakan wilayah sentra padi terluas yang ada di Indonesia.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi didampingi Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menghadiri panen padi inpari 36 dan inpari 37 di area lahan seluas 10 hektar di Desa Pulomulya, Kecamatan Lemahabang, yang digelar oleh Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat, Rabu (24/5/2023)
“Saya didampingi Bupati Karawang, menghadiri panen padi inpari 36 dan inpari 37 di area lahan seluas 10 hektar di Desa Pulomulya, Kecamatan Lemahabang, yang digelar oleh Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat,” tukasnya.
Sebagaimana kita tahu, Karawang merupakan penghasil beras terbesar kedua nasional. Terlebih dengan adanya padi varietas unggul yg dibawa oleh kepala @bsipjabar, Kangmas @rustammassinai ini, saya berharap produktivitas padi di Karawang dapat semakin meningkat.
“Saya tidak pernah meragukan sektor pertanian di Kabupaten Karawang, terutama pada komoditas padi. Sebagaimana kita tahu, Kabupaten Karawang merupakan penghasil beras terbesar kedua nasional. Dengan adanya padi varietas unggul dari BSIP Jawa Barat ini, saya berharap produktivitas padinya terus meningkat,” ujar Wamentan, Rabu, 24 Mei 2023.
Terkait hal ini, Wamentan meminta agar pemerintah daerah terus menjaga produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Apalagi saat ini, Indonesia sudah memasuki cuaca ektrem el nino alias musim kemarau panjang yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang.
“Pesan saya, karena Karawang ini sebagai penyangga pangan dan produsen beras terbesar nomor dua, tentu saja agar jangan sampai kendur, tetap menjaga produktivitas,” katanya.
Di lokasi, Wamentan juga turut berdialog dengan sejumlah kelompok tani sekaligus menyerahkan bantuan benih padi inpari 36 dan inpari 37.
Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyampaikan terimakasih atas dukungan dan perhatian Kementan terhadap produksi padi di Jawa Barat. Menurut dia, rata-rata produksi di Karawang mencapai 1,3 juta ton setiap tahun dengan luas lahan persawahan mencapai 95 ribu hektar.
Angka sebesar itu kalau dikonversi menjadi beras, maka hasilnya mencapai 800 ribu ton beras. Dengan kondisi dua kali tanam dalam setahun, maka luas panen di Karawang mencapai 190.000 hektare. Dengan rata-rata produksi padi sebanyak 7-8 ton per hektare, maka total produksi dalam setahun mencapai 1,3 juta ton,” katanya.
Kepala BSIP Jawa Barat, Rustam Massinai menambahkan bahwa kedua varietas yang dipanen ini adalah varietas unggul dengan potensi hasil panen cukup tinggi dan juga tahan penyakit tungro, dan blast. Bahkan, pihaknya juga pernah memanen padi di Indramayu dengan hasil 13,3 ton per hektar.
“Ada benih 50 ton secara bertahap gratis untum petani di Jawa Barat pada tahun 2023 ini. Diharapkan dengan adanya Inpari 36 37, beras di Jabar semakin berkibar. Jabar 2023 bisa juara benih,” jelasnya.(BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)