Senjata-senjata tersebut didapatkan dari hasil pengamanan di beberapa wilayah Papua seperti Kabupaten Nduga (6 senpi), Kabupaten Jayapura (4 senpi), Kabupaten Puncak (2 senpi), dan Kabupaten Jayapura (1 senpi)
RUANGPOLITIK.COM —Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz baru-baru ini berhasil mengamankan kumpulan 13 pucuk senjata api dan 710 butir amunisi dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Hal itu diungkap oleh Kepala Satgas Damai Cartenz Kombes Pol Faizal Ramadhani.
Selain itu, Satgas juga mengamankan 16 magasen, 136 senjata tajam, 76 unit telepon, 23 unit handy talky (HT), 7 kamera dan teropong, empat unit komputer jinjing (laptop), empat unit radio SSB (single side band), dan 4 lembar bendera Bintang Kejora.
Senjata-senjata tersebut didapatkan dari hasil pengamanan di beberapa wilayah Papua seperti Kabupaten Nduga (6 senpi), Kabupaten Jayapura (4 senpi), Kabupaten Puncak (2 senpi), dan Kabupaten Jayapura (1 senpi).
Sebanyak 31 anggota KKB juga turut digiring untuk menjalani penahanan sampai tibanya persidangan secara hukum.
Faizal mengatakan, sejumlah besar anggota KKB yang menjalani proses hukum dilakukan dengan disertai barang bukti, sedangkan lainnya dilepaskan karena tidak cukup bukti.
Sebelumnya, Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri, telah menaikkan status operasi terhadap KKB menjadi penegakan hukum.
Kenaikan itu dilakukan seiring meningkatnya kekerasan yang dilakukan KKB terhadap masyarakat.
“Memang benar penegakan hukum akan diberlakukan terhadap kelompok yang selama ini mengganggu keamanan hingga meresahkan masyarakat,” ujar Irjen Pol Mathius Fakhiri dalam pernyataan beberapa waktu lalu.
Aksi KKB kian meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Pada 7 Februari 2023, KKB menyandera pilot Susi Air, Philip Mark Merthens.
Selain itu, KKB juga melakukan penembakan acak pada beberapa pesawat yang hendak lepas landas, pembakaran beberapa gedung sekolah, penembakan terhadap tukang ojek bernama Irwan, penyerangan aparat di depan masjid yang menyelenggarakan shalat tarawih, hingga terbaru pengadangan aparat yang melakukan penelusuran jejak pilot Susi Air.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)