RUANGPOLITIK.COM — Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, menyebut meski kondisi hari ini memberikan proyeksi realistis adalah munculnya tiga koalisi dalam Pemilu Presiden 2024 namun tetap bisa muncul empat koalisi.
“Per hari ini, (kemungkinan akan ada) tiga koalisi. (Namun), kalau ada dinamika tambahan, bisa muncul empat koalisi,” ujar Umam, Senin (24/4/23).
Umam memperkirakan, PDI-P akan berusaha merangkul partai politik berbasis pemilih Islam. Sasaran yang didekati untuk ini, sebut dia, adalah PKB, PAN, dan PPP.
“(Akan ada koalisi, yang setidaknya berisi) PDI-P plus minimal satu partai politik (berbasis pemilih) Islam,” tegas Umam.
Umam pun memperkirakan Prabowo tidak akan berpasangan dengan Ganjar, berdasarkan pernyataan-pernyataan terkini dari Prabowo dan Partai Gerindra selepas pengusungan Ganjar oleh PDI-P.
Dinamika tambahan yang memungkinkan munculnya empat koalisi di Pemilu Presiden 2024, papar Umam, akan berkaitan dengan bakal calon wakil presiden yang diusung Ganjar dan Prabowo.
Menurut Umam, Ganjar cukup terbuka kemungkinan menarik Sandiaga sebagai bakal calon wakil presidennya. Namun, ada nama Erick Thohir yang juga santer disebut berpeluang mendampingi Ganjar.
Bila Ganjar memilih Erick Thohir sebagai bakal calon wakil presidennya, kata Umam, Sandiaga bisa saja menjadi entitas baru yang punya kemungkinan menggeret partai-partai politik berbasis massa Islam selain PKS.
Meskipun, bisa saja Sandiaga kembali merapat menjadi pasangan Prabowo dengan membawa gerbong PPP sebagai kekuatan tambahan.
Hanya saja, Umam melihat pula bila Sandiaga kembali berpasangan dengan Prabowo, ada Muhaimin Iskandar dari PKB yang bisa merasa dipermalukan. PKB saat ini merupakan salah satu partai yang bernaung dalam wacana KIR bersama Gerindra.
Soal pendamping Ganjar), sejauh ini yang dibutuhkan PDI-P adalah kekuatan Islam. Kalau mau lihat Islam yang siapa, kemungkinan besar Islam moderat dengan kekuatan (basis) NU,” ujar Umam.
Dengan asumsi itu, pilihan pendamping Ganjar kecil kemungkinan berasal dari PAN. Pilihan yang tertinggal adalah koalisi dengan PKB atau PPP.
Bukan berarti peluang Erick sudah pasti tertutup. Erick masih punya peluang bila dia bisa memenuhi kebutuhan tambahan dukungan yang diperlukan PDI-P dari basis kantong pemilih Islam.
“Tapi, feeling saya, Ganjar-Sandi akan lebih agresif permainannya. Kecuali bila Erick bisa mendapat dukungan PKB, meski berat karena (di PKB) ada Cak Imin (Muhaimin Iskandar),” tutur Umam.
Satu faktor lain yang tidak kalah patut diperhitungkan untuk membaca proyeksi peta politik menjelang Pemilu Presiden 2024, sebut Umam, adalah Airlangga Hartarto.
Posisi Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar, kata Umam, merupakan incaran di internal partai. Karenanya, Umam berpendapat bahwa Airlangga akan berjuang habis-habisan untuk survive.
Bila bersamaan Airlangga dan Muhaimin juga merasa tidak mendapat tawaran yang nyaman dari wacana-wacana koalisi yang ada, Umam berpendapat Partai Golkar dan PKB punya peluang menggabungkan diri menjadi poros tersendiri, di luar poros Anies, Ganjar, dan Prabowo.
Sasaran bagi wacana koalisi keempat ini bisa jadi bukanlah kemenangan di Pemilu Presiden 2024. Namun, kata Umam, poros ini bisa membangun posisi tawar untuk melimpahkan dukungan suara bagi kandidat yang lolos ke putaran kedua Pemilu Presiden 2024.
“Mereka punya coat tail effect sendiri (untuk meraup suara di putara pertama Pemilu Presiden 2024). Di putaran kedua (Pemilu Presiden 2024) sudah akan terlihat siapa yang berpotensi menang lebih besar, (mereka) tinggal bergabung (ke yang berpotensi lebih besar menang itu),” papar Umam.
Dia mengatakan apabila internal koalisi besar, yang saat ini belum resmi terbentuk, juga pecah, maka terbuka peluang terbentuk empat koalisi capres, yakni:
- Poros PDIP (Ganjar Pranowo)
- Koalisi besar
- Pecahan koalisi besar
- Koalisi Perubahan, yang saat ini beranggotakan Nasdem, PKS, dan Demokrat (Anies Baswedan)
Dari uraian Umam tersebut, empat koalisi yang mungkin muncul bila ada dinamika tambahan di samping situasi pada hari ini adalah koalisi yang dimotori Sandiaga bila dia tidak dipilih menjadi pasangan Ganjar atau koalisi yang dimotori Partai Golkar dan PKB ketika aspirasi politik dua partai ini tak terakomodasi wacana koalisi lain.(Syf)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)