RUANGPOLITIK.COM — Perkembangan situasi politik terakhir dengan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 juga berimbas kepada elektabilitas PDIP yang turun hingga 16,7 persen. Namun situasi ini justru menjadi keberuntungan bagi Gerindra.
Berdasar hasil survei yang direlease oleh Voxpopuli Research Center menunjukkan PDIP tetap unggul, tetapi elektabilitasnya turun menjadi 16,7 persen.
“Elektabilitas PDIP turun, sedangkan Gerindra tampak menikmati kenaikan elektabilitas,” kata peneliti senior Voxpopuli Research Center Prijo Wasono, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (9/4/2023).
Menurut Prijo, turunnya elektabilitas PDIP terkait dengan respons sejumlah gubernur dari partai tersebut yang menolak kehadiran timnas Israel dalam rencana gelaran Piala Dunia U-20. FIFA akhirnya membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah dan terancam dikenai sanksi.
“Selain itu PDIP terkesan enggan mendukung pengesahan RUU Perampasan Aset,” lanjut Prijo.
Sebaliknya dengan Partai Gerindra yang mengalami kenaikan elektabilitas, kini sebesar 15,2 persen. Sebelumnya elektabilitas kedua partai cenderung stabil sepanjang bulan September 2002 hingga Januari 2023, hingga berubah dalam tiga bulan terakhir.
“Gerindra misalnya, mengalami kenaikan elektabilitas seiring dengan naiknya elektabilitas Prabowo Subianto,” ungkapnya.
Pada urutan berikutnya Golkar yang sebelumnya sempat terkoreksi kini naik elektabilitasnya menjadi 8,8 persen, setelah. Selain itu ada Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga naik elektabilitasnya menjadi 5,7 persen.
Padahal kata dia, jika undang-undang tersebut berlaku, bisa diterapkan terhadap sejumlah kasus korupsi dan penyelewengan oleh para pejabat negara yang tengah menyedot perhatian publik.
Meskipun turun, tetapi tetap unggulnya PDIP memberi peluang untuk mencetak rekor hattrick atau menang tiga periode berturut-turut.
“Hanya saja PDIP harus memperhitungkan skenario pencapresan yang bisa berdampak pada elektabilitas partai,” tukasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)