Perusahaan minyak Norwegia DNO mengatakan mulai menghentikan produksi di ladangnya di Kurdistan. Ladang Tawke dan Peshkabir milik perusahaan menghasilkan rata-rata 107.000 barel per hari pada tahun 2022, seperempat dari total ekspor Kurdi
RUANGPOLITIK.COM—Harga minyak turun pada perdagangan Rabu (29/3/2023) dalam perdagangan yang berfluktuatif setelah 2 hari berturut-turut menguat karena pasar memperdebatkan keterbatasan pasokan minyak.
Harga minyak mentah Brent turun 32 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 78,33 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 11 sen, atau 0,1%, menjadi US$ 73,09.
“Pasar mencoba menemukan keseimbangan,” kata Wakil Presiden Perdagangan di BOK Financial Dennis Kissler, mengacu pembelian besar-besaran selama 2 hari terakhir dikutip CNBC International.
Di sisi penawaran, kekhawatiran pasokan setelah penurunan stok minyak AS di atas 450.000 barel per hari (bpd) dan penghentian ekspor minyak Kurdistan Irak menyusul keputusan arbitrase diimbangi pengurangan produksi Rusia lebih kecil dari perkiraan.
Perusahaan minyak Norwegia DNO mengatakan mulai menghentikan produksi di ladangnya di Kurdistan. Ladang Tawke dan Peshkabir milik perusahaan menghasilkan rata-rata 107.000 barel per hari pada tahun 2022, seperempat dari total ekspor Kurdi.
Administrasi Informasi Energi (IEA) mengatakan stok minyak mentah AS turun secara tak terduga minggu lalu karena kilang meningkatkan operasi setelah musim pemeliharaan dan impor AS turun.
Data EIA menunjukkan penurunan stok bensin yang lebih besar dari perkiraan, menyiratkan permintaan kuat jelang musim panas.
Kekhawatiran pasokan minyak mereda menyusul laporan bahwa produksi minyak Rusia turun sekitar 300.000 bpd dalam 3 minggu pertama bulan Maret, lebih rendah dari pemotongan yang ditargetkan sebesar 500.000 bpd.
Sementara pasar juga menunggu kejelasan krisis perbankan dan rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve AS.
Harga minyak telah jatuh ke level terendah 15 bulan pada 20 Maret setelah pasar keuangan global bergolak dalam beberapa pekan terakhir karena investor menolak jatuhnya dua bank AS dan penyelamatan Credit Suisse.
Dolar menguat terhadap sebagian besar mata uang utama, menghentikan penurunan baru-baru ini. Greenback yang lebih kuat merugikan permintaan minyak karena minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang asing.
“Laporan EIA hari ini bullish, tetapi cerita yang lebih luas jauh lebih menantang saat ini,” kata analis Again Capital LLC John Kilduff, di New York, mengutip kekhawatiran ekonomi dan kekhawatiran pasokan dikutip CNBC International.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)