RUANGPOLITIK.COM — Naegleria fowleri merupakan amoeba yang hidup secara bebas. Dikutip dari laman CDC, amoeba ini berukuran sangat kecil hingga hanya bisa dilihat melalui mikroskop.
Naegleria fowleri biasanya ditemukan di air tawar yang bertemperatur hangat. Selain itu amoeba pemakan otak juga bisa hidup di:
Air tawar hangat seperti di danau dan sungai.
Belum lama ini seorang pria asal Florida, Amerika Serikat meninggal dunia setelah terinfeksi amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri. Departemen Kesehatan di Florida menyebutkan bahwa ada kemungkinan bila pria tersebut terinfeksi karena air keran.
Sebenarnya apa amoeba pemakan otak tersebut? Berikut ini adalah berbagai fakta-fakta soal amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri:
Air di kolam renang atau tempat bermain air yang tak memiliki klorin yang cukup di dalamnya. Naegleria fowleri bisa menginfeksi manusia jika masuk ke dalam tubuh. Salah satu caranya adalah dengan masuk melalui hidung. Hal ini umum terjadi ketika berenang dan menyelam di danau atau sungai.
Amoeba ini nantinya dapat berjalan melalui hidung menuju otak yang di mana bisa menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan infeksi. Infeksi yang bisa berdampak fatal tersebut adalah meningoensefalitis amebik primer (PAM).
Amoeba pemakan otak ini juga bisa menginfeksi melalui air keran yang digunakan. Air keran yang terkontaminasi dan digunakan untuk membersihkan hidung bisa menjadi bahaya.
Hingga saat ini, Naegleria fowleri hanya bisa menginfeksi melalui air terkontaminasi yang masuk melalui hidung. Belum ada bukti bahwa amoeba ini dapat menyebar melalui uap air atau tetesan aerosol.
Selain itu, Naegleria fowleri juga tidak bisa menginfeksi manusia walaupun dengan meminum air yang terkontaminasi.
Infeksi otak yang disebabkan oleh Naegleria fowleri bisa sangat mematikan. Infeksinya dapat merusak jaringan yang ada pada otak.
Gejala awal yang dialami oleh pasien PAM adalah sakit kepala, demam, mual, dan muntah. Umumnya, gejala awal itu muncul 5 hari setelah infeksi. Namun juga bisa terjadi antara 1-12 hari.
Gejala yang dapat terjadi selanjutnya adalah kaku pada leher, kebingungan, perhatian pada lingkungan sekitar berkurang, kejang, halusinasi, hingga koma.
Setelah gejala tersebut, penyakit akan berkembang pesat dan dapat menyebabkan kematian. Kematian akibat PAM umumnya terjadi dalam waktu 1-18 hari.
Walau begitu mematikan, infeksi tersebut tidak dapat menular dari manusia ke manusia.
Tak hanya di Amerika Serikat, amoeba pemakan otak tersebut juga sudah memakan korban di Korea Selatan. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menyebutkan bahwa korban berusia 50 tahun.
Pasien tersebut dikabarkan sebelumnya sempat melakukan perjalanan ke Thailand selama 4 bulan. Pasien dikabarkan kembali ke Korea Selatan pada 10 Desember 2022. Keesokan harinya, pasien dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia pada Rabu 21 Desember 2022.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)