RUANGPOLITIK.COM — Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia sebagai negara serumpun tetap terjaga untuk sekian waktu yang cukup lama. Meski isu TKI di Malaysia kerap menjadi bumbu ‘diplomatik’ antar kedua negara ini terkait keselamatan dan jaminan buruh devisa negara di negeri jiran tersebut.
Menanggapi persoalan ini Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berjanji bisa menyelesaikan persoalan TKI di Malaysia selama dua hingga tiga bulan ke depan dilansir dari situs CNNIndonesia.com
“Saya pikir beri [waktu] 2-3 bulan saya mampu [menyelesaikan masalah TKI],” kata Anwar dalam wawancara eksklusif CNN Indonesia TV, dikutip Minggu (15/1/2023).
Anwar mengamini masalah TKI di Malaysia merupakan persoalan sensitif yang melukai hati warga Indonesia. Oleh sebab itu, dia mengusung digitalisasi sebagai upaya yang dinilai efektif menyelesaikan perkara tersebut.
“Kita akan perbaiki proses ini dan Insya Allah dengan digitalisasi dan peraturan hukum [untuk] menghentikan segala bentuk penyiksaan dan mengambil tindakan yang keras terhadap pelanggaran hukum,” ujar Anwar.
Dalam kesempatan terpisah, Anwar sempat mengatakan bakal menerapkan digitalisasi untuk mengurangi agen penyalur TKI di Malaysia yang kerap mengenakan biaya tinggi pada calon TKI.
PM ke-10 Malaysia itu juga mengatakan bakal membuat aturan keras bagi para pelaku kekerasan terhadap TKI di Negeri Jiran.
Usai bertemu Anwar di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung soal sistem satu kanal atau one channel system. Sistem ini merupakan salah satu kesepakatan Indonesia-Malaysia mengenai perekrutan dan pengawasan TKI.
Melalui sistem ini, Jokowi berharap para pekerja migran Indonesia bisa diberikan perlindungan maksimal sesuai dengan komitmen Anwar.
“Saya sangat berharap one channel system untuk merekrut dan penempatan pekerja migran Indonesia benar-benar bisa kita jalankan bersama,” ucap Jokowi.
Sementara itu menurut Menteri Luar (Menlu) Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir mengakui tenaga kerja Indonesia (TKI) berkontribusi terhadap ekonomi Negeri Jiran.
Pernyataan itu muncul saat Zambry hadir di konferensi pers usai bertemu Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (29/12).
“Saya telah menyampaikan apresiasi Malaysia kepada Menteri Luar Negeri atas kontribusi tenaga kerja Indonesia di KL dan layanan domestik Pekerja Domestik Indonesia (PDI) terhadap pembangunan sosial ekonomi Malaysia dan kehidupan sehari-hari warga Malaysia,” kata Zambry di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)