Keluar-masuk kepengurusan itu adalah hal yang biasa. Kadang kita dipercaya, kita siap lahir batin, tapi kalau memang tidak dipercaya, kita berjuang dari luar
RUANGPOLITIK.COM – PPP melakukan revitalisasi kepengurusan pada tingkat Dewan Pengurus Pusat (DPP), dalam rangka efektifitas persiapan menghadapi Pemilu 2024.
Ada beberapa nama baru yang masuk dalam lingkaran elit PPP, salah satunya Rusli Effendi yang menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP, melengkapi 4 orang Waketum lainnya.
Nama Rusli Effendi bukan nama yang baru dalam kepengurusan DPP PPP, karena pada periode kepengurusan 2011 sampai 2020 merupakan salah satu Ketua DPP.
Setelah sempat hilang dalam kepengurusan periode 2020-2025 di bawah kepemimpinan Suharso Monoarfa, Rusli kembali dipercaya pada masa Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono.
“Keluar-masuk kepengurusan itu adalah hal yang biasa. Kadang kita dipercaya, kita siap lahir batin, tapi kalau memang tidak dipercaya, kita berjuang dari luar. Bagi saya PPP adalah rumah, tempat saya tinggal dan berkembang. Saya di PPP dari Tahun 1997 sampai sekarang tetap berkhidmad di sini,” ujar Rusli ketika berbincang dengan RuPol, Selasa (27/12/2022).
Jika merunut ke belakang, Rusli Effendi memang bukan orang baru di partai berlambang Ka’bah itu.
Rusli memulai pengabdian melalui PPP dengan menjadi Ketua Ranting PPP di Bagan Timur, Kecamatan Bangko, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Pada tahun yang sama, Rusli langsung naik menjadi Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Kecamatan Bangko.
Ikut pada Pemilu 1999, dengan menjadi caleg untuk DPRD Kabupaten Bengkalis dan terpilih, yang kemudian juga menjadi salah satu Pimpinan DPRD.
Ada yang menarik saat memutuskan ikut dalam pada Pemilu 1999 tersebut, dimana Rusli Effendi yang saat itu merupakan Kepala Cabang Asuransi Bumiputera, juga mendapat tawaran untuk menjadi Kepala Wilayah.
Pada masa itu, jabatan Kepala Wilayah (Kanwil) merupakan jabatan yang sangat menjanjikan, baik dari sisi materi maupun karir.
Tetapi panggilan untuk memperjuangkan umat di PPP, mengalahkan silauan materi dan karir tersebut, pemuda kelahiran Februari 1967 itu memilih tetap bersama dengan umat.
Apalagi sebelumnya Rusli telah aktif berdakwah dari masjid ke masjid dan selalu terlibat dalam persoalan keumatan.
“Waktu itu memang pilihan yang sulit, satu sisi jabatan yang menjanjikan dan berpeluang menjadi orang kaya. Haha…,” gelak Rusli.
Rusli Effendi menjadi anggota DPRD Kabupaten Rokan Hilir para periode 1999-2004 dan menjadi Ketua DPC PPP Kabupaten Rokan Hilir periode 1999-2004.
Pada Pemilu 2004, Rusli memutuskan untuk melangkah lebih tinggi ke DPRD Propinsi Riau dan juga terpilih dengan suara yang cukup signifikan pada pemilihan langsung pada Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.
“Selama di DPRD Riau saya telah melakoni banyak amanah, mulai dari Ketua Fraksi, Ketua Komisi dan berbagai penugasan lainnya. Pada periode 2006 sampai 2011 saya juga Ketua DPW PPP Riau, Ketua MPP DPW Riau pada 2011 dan kemudian dipercaya jadi salah satu Ketua DPP,” papar Pendiri Sekolah Tinggi Agama Islam Ar-Ridha Bagan Siapi-api ini.
Selain kiprah di legislatif, Rusli Effendi juga dekat dengan dunia pendidikan dan dakwah. Rutin berkeliling berdakwah keliling Propinsi Riau, menjadi Dosen Tamu pada banyak perguruan tinggi, Rusli juga aktif berkiprah pada organisasi seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau, Al Washliyah dan menjadi tokoh rujukan bagi para aktivis-aktivis muda.
Setelah dipercaya menjadi salah satu Ketua DPP pada tahun 2011, Rusli mulai menjejakan langkahnya dalam dunia politik nasional.
Rusli menjadi salah satu Pengurus DPP PPP yang cukup vokal dalam menyikapi persoalan politik nasional dan dikenal dekat juga dengan kalangan awak media.
Tidak hanya pada dunia politik, Ketua Umum Yayasan Riau Al-Munawaroh ini juga mendapatkan amanah menjadi Sekretaris Badan Pengelola Masjid Istiqlal, masjid yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.
Kemudian juga mendapatkan amanah sebagai Ketua Yayasan Masjid Istiqlal, sebuah jabatan yang memiliki tanggung jawab berat, karena Masjid Istiqlal merupakan etalase dan wajah Islam Indonesia.
Setelah sempat menghilang pada Kepengurusan DPP PPP periode 2020-2025 di bawah Kepemimpinan Suharso Monoarfa, Rusli memilih lebih banyak mengajar dan berdakwah.
Namun dunia politik begitu cepat berubah, Suharso Monoarfa kemudian lengser melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Serang, pada awal September lalu dan Muhammad Mardiono terpilih menjadi Plt Ketua Umum.
Mardiono kembali meminta Rusli Effendi untuk masuk dalam kepengurusan dengan jabatan sebagai Wakil Ketua Umum, sebuah jabatan penting di sela-sela semakin dekatnya Pemilu 2024.
“Saya akan membayar amanah ini, akan membantu Plt Ketum mencapai target PPP pada pemilu mendatang. Menurut saya, kepemimpinan PPP saat ini bisa berjalan dengan efektif dan hasil yang maksimal, jika kita semua saling berkerjasama dan mengikuti instruksi Imam (Mardiono),’ pungkasnya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)