RUANGPOLITIK.COM — Tak bisa dihindari jika pamor Prabowo Subianto tak lagi menyala seperti pilpres 2019 lalu. Pasalnya Prabowo dianggap kalah populer dengan Anies Baswedan. Sehingga tak heran, jika pemilih Prabowo yang militan di pilpres 2019 lalu, sebagian besar sudah pindah ke Anies.
Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menganalisis peningkatan elektabilitas bakal calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan. Elektabilitas Anies bahkan menggeser posisi Prabowo Subianto.
“Pemilih Prabowo masih mayoritas memilih Prabowo tapi mungkin sekitar 40 persenan sudah (beralih ke Anies),” kata Djayadi di Jakarta, Rabu (30/11).
Djayadi mengatakan selama 2014-2019 Anies dianggap satu kubu dengan Prabowo. Sehingga orang yang memilih Anies banyak dari pemilih Prabowo di 2019.
“(Elektabilitas) Prabowo cenderung stagnan karena memang popularitasnya sudah mentok dan suaranya banyak diambil Anies,” ujar dia.
Djayadi tidak bisa memprediksi apakah migrasi pemilih Prabowo ke Anies terus berlangsung hingga 2024. Itu tergantung dari respons Prabowo menghadapi fenomena tersebut.
“Juga bagaimana upaya Anies meningkatkan popularitas serta kedekatan dengan masyarakat,” tutur dia.
Selain itu, Djayadi menyebut elektabilitas Anies melonjak lantaran baru pertama kali bertarung di pemilihan presiden (pilpres). Sehingga ruang untuk meningkatkan dukungan semakin besar.
“Dari segi popularitas, dia (Anies) masih di kisaran 80 persen. Dengan aktifnya Anies pascamenjadi gubernur, tingkat popularitasnya makin tinggi,” jelas dia.
Tak hanya itu, elektabilitas Anies kian meningkat hingga lebih dari 23 persen. Hal itu berdasarkan survei Charta Politika.
“Ada kenaikan (elektabilitas) pada Mas Anies Baswedan dari (survei) September 20,6 persen, kini menjadi 23,1 persen,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam rilis survei di Jakarta, Selasa, 29 November 2022.
Yunarto mengatakan kenaikan elektabilitas itu menggeser posisi Prabowo Subianto yang kini turun menjadi peringkat tiga. Elektabilitas Prabowo mencapai 24,4 pada survei September 2022 namun kini merosot menjadi 22 persen.
“Sebagai sebuah momentum, ada kenaikan 2,5 persen dari efek deklarasi atau pascadeklarasi NasDem dan cukup untuk menyalip Pak Prabowo,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati