RUANGPOLITIK.COM — Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk F Paulus menyinggung konflik di internal PDIP hingga muncul Dewan Kolonel vs Dewan Kopral.
Lodewijk berpendapat bahwa konflik yang dibentuk di internal PDIP itu merupakan upaya untuk melakukan penggalangan opini demi menaikan elektabilitas kader menjelang Pilpres 2024.
Menurut dia penggalangan narasi adalah operasi intelijen paling tinggi.
“Penggalangan narasi, penggalangan adalah operasi intelijen paling tinggi,” katanya di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2022).
Menurut dia ada tiga konsep untuk menerapkan penggalangan opini di publik. Pertama membiarkan publik untuk berpikir. Kedua membiarkan publik memutuskan. Dan ketiga membiarkan publik bertarung.
Apakah pola ketiga ini terjadi di Indonesia?
Lodewijk menuturkan bahwa pola itu terjadi Indonesia. Penggalangan opini yang dimunculkan PDIP berhasil membuat seorang gubenrur seolah bertengkar dengan petinggi di partainya.
“Apakah terjadi di indonesia? Terjadi enggak? Terjadi. Lihat ada partai lain, dampak dari penggalangan. Seorang gubernur dengan seorang pejabat tinggi partai ribut,” pungkasnya.
Golkar kata dia juga ingin menerapkan pola tersebut, dengan harapan masyarakat pada akhirnya bisa memilih Airlangga Hartarto pada Pilpres 2024 mendatang.
Menurut dia memang tidak semua bisa melakukan penggalan opini sehingga bisa mendapatkan simpati publik.
“Tidak semua bisa melakukan penggalangan, yang bisa hanya dari kodam, pelaksana kopassus,” ujarnya.
Diketahui, Dewan Kolonel dibentuk sejumlah elite PDIP untuk menaikan elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani.
Sebagai tandingan, GP Mania membentuk Dewan Kopral untuk menaikan elektabilitas Ganjar Pranowo.(FSL)
Editor: Ivo Yasmiati