Pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina
RUANGPOLITIK.COM —Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pihaknya dan sekutu akan menyoroti dampak invasi Rusia ke Ukraina di KTT G20, di antara sejumlah isu penting lainnya.
Biden secara khusus memberikan perhatian pada krisis pangan yang makin buruk karena terpengaruh agresi Moskow itu.
“Itu berarti mengatasi penderitaan yang ditimbulkan agresi Rusia tidak hanya pada orang Ukraina, tetapi juga orang-orang di seluruh dunia,” katanya saat pengarahan media di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
KTT G20 dengan format tatap muka akan diadakan di Bali pada 15 dan 16 November 2022. Fokus tuan rumah adalah pemulihan ekonomi global pascapandemi, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.
Pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.
Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.
Kremlin kerap membantah bahwa pihaknya adalah sumber masalah, termasuk di isu pangan. Rusia menganggap operasi militer ke Ukraina didorong provokasi Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan menghadiri KTT G20 Bali secara tatap muka, di tengah desakan dari Barat untuk mendepaknya dari forum.
Delegasi Rusia akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Indonesia sebagai ketua G20 tahun ini tidak bisa mendepak Rusia dari pertemuan-pertemuan G20 karena alasan preseden keanggotaan. Semua keputusan di forum ekonomi itu juga diputuskan dengan konsensus.
Selain Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Uni Eropa juga akan mengecam perang Putin di Ukraina. Dikabarkan sumber sebelumnya bahkan pemimpin Barat akan memboikot delegasi Rusia.
Karena perbedaan pendapat soal ukraina, forum KTT G20 diperkirakan sulit mencapai kesepakatan bersama. Kendati demikian, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia sebagai presidensi G20 akan tetap menjaga perdamaian.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)