Oleh: Mhd. Perismon
POLITIK.COM — Dalam beberapa kesempatan terakhir, kita seakan melihat sebuah perubahan arus dukungan sosok calon presiden (capres) ‘elusan’ Presiden Jokowi, dari Ganjar Pranowo kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Tanpa sungkan dan terbuka dukungan tersebut disampaikan, bahkan berkali-kali (sedikitnya 3 kali di depan publik), Jokowi mendukung mantan rivalnya dalam helatan pilpres 2014 dan 2019 tersebut.
Gelagat nyata itu, kemudian diterjemahkan oleh 2 kelompok yang selama ini cukup mewakili Jokowi di masyarakat, yakni Relawan Projo dan Musyawarah Rakyat (Musra) pendukung Jokowi. Kedua ‘perpanjangan tangan’ Jokowi itu, dengan gercep langsung melakukan pertemuan dengan Prabowo, yang seakan-akan menguatkan legitimasi dukungan itu.
Namun apakah Prabowo Subianto benar-benar sudah menjadi jagoan Jokowi pada Pilpres 2024?
Sangat sulit juga untuk meyakini secepat itu Jokowi meninggalkan Ganjar Pranowo, yang selama ini dianggap sosok paling tepat dan menjadi sintesa Jokowi. Bukan rahasia umum bahwa Ganjar memang sudah disiapkan sejak lama, pertanda dan isyarat itu sangat nyata.
Ganjar juga menyambut isyarat itu dengan aksi-aksi sosialisasi, yang dibuat semirip mungkin dengan Jokowi. Gaya komunikasi, aksi-aksi ‘nyeleneh’ serta nasab dan nasib yang sama di PDI Perjuangan. Ganjar adalah ‘the next Jokowi’ dalam segala hal, tidak akan ada yang membantah itu.
Oleh karena itu, sangat tidak mungkin rasanya secepat itu Jokowi berpaling dari Ganjar, mengingat tahapan pendaftaran Capres 2024, masih sangat jauh. Masih banyak sebenarnya upaya dan strategi yang bisa dilakukan oleh Jokowi, untuk tetap berusaha mendorong Ganjar untuk menjadi capres pada pilpres mendatang.
Bahkan bukan tidak mungkin, pernyataan dukungan kepada Prabowo akhir-akhir ini adalah salah satu strateginya, yang mungkin bisa disebut sebagai strategi ‘pantulan bola biliar’. Dalam olahraga Biliar, jika sebuah bola yang ingin kita target terhalang oleh bola lain, maka kita bisa memanfaatkan pantulan ban (sisi meja) agar tetap mengenai target.
Jokowi dan Ganjar Pranowo berasal dari rumah besar PDIP, selayaknya Jokowi pada 2 gelaran pilpres diusung oleh PDIP, Ganjar juga berharap demikian. Karena kalau Ganjar tanpa dukungan PDIP tidak akan semoncer saat ini elektabilitasnya. Ganjar jangan coba-coba maju tanpa PDIP , sama saja membuang-buang energi. Bagi partai-partai lainpun, Ganjar tidak akan lagi menarik.
Persoalannya, untuk mendapatkan dukungan dari PDIP bagi Ganjar tidaklah semudah Jokowi pada 2014 lalu. Jika pada 2014 lalu Jokowi mendapatkan dukungan dari PDIP, saat itu Megawati hanya ‘berperang’ dengan dirinya sendiri yang waktu itu juga mau ikut dalam kontestasi pilpres. Kali ini, untuk memberikan dukungan kepada Ganjar, Sang Ketua Umum harus berperang dengan kepentingan anak kandungnya sendiri Puan Maharani.
Tentu itu tidaklah mudah, sayang ke anak adalah suatu yang tidak bisa ditawar oleh orangtua. Jika diibaratkan, orangtua hanya punya 1 makanan dan perutnya lapar, tapi saat anaknya meminta pasti akan diberikan. Pilihan inilah, saat ini yang terhidang di hadapan seorang Megawati, Ibu yang sangat menyayangi anaknya.
Selain itu, jika kesempatan itu tetap diberi kepada Ganjar dan berhasil menang di Pilpres 2024, maka pada Pilpres 2029 akan dipastikan Ganjar akan kembali maju sebagai incumbent. Hasrat dan cita-cita Puan Maharani untuk menjadi presiden, akan semakin menjauh dari jangkauan.
Oleh karena itu, hampir dipastikan dukungan Megawati dan PDIP akan tetap mengarah kepada Puan Maharani untuk Pilpres 2024. Jokowi sangat menyadari hal itu, tapi jika ikut mendukung Puan Maharani sebagai sesama kader PDIP, bukan pilihan yang tepat bagi Jokowi mengingat peluang menang yang kecil.
Puan bermasalah dengan elektabilitas, sangat sulit untuk digerek naik. Tambah lagi di Indonesia saat ini, masyarakat masih sangat sulit menerima presiden perempuan. Jokowi tentu tidak ingin capres yang diusungnya kalah, karena terlalu banyak program yang harus dilanjutkan, seperti IKN dan pembangunan infrastruktur.
Kembali ke dukungan Jokowi ke Prabowo Subianto, menimbulkan tanda tanya besar karena terkesan terburu-buru dengan efek kejut luar biasa. Memang saat ini mereka berada dalam satu gerbong pemerintahan, tapi rivalitas keras yang terjadi pada 2 gelaran pilpres lalu tentu tetap meninggalkan jejak yang sulit terhapus.
Memang sulit untuk melihat dukungan itu serius dan tulus, karena bisa saja itu hanya sekedar memberikan tekanan kepada Megawati dan PDIP. Dimana Jokowi memperlihatkan potensi besar dirinya sebagai ‘King Maker’, bisa meninggalkan PDIP dan bergabung dengan Prabowo. Sehingga Prabowo dengan bantuan dirinya akan berpeluang memenangkan kontestasi pilpres.
Jokowi menunjukan ke Megawati, bahwa dia bisa mendukung siapa saja walau tanpa PDIP. Sekaligus mengirim sinyal untuk membawa gerbongnya meninggalkan PDIP dan bergabung ke Gerindra. Harapannya, tentu saja untuk Megawati kembali mempertimbangkan Ganjar sebagai capres, agar PDIP tidak gembos oleh migrasinya gerbong besar pendukungnya ke Gerindra.
Langkah ini juga bisa sebagai titik temu terakhir, kalau saja Megawati tetap berkeras untuk mengusung Puan, seperti katanya beberapa waktu lalu ‘menang, menang bersama.. kalah, nyungsep bersama’. Jokowi akan mencoba memantulkan lagi bola putih, dengan mengarahkan kepada Puan Maharani, namun sebagai cawapres dari Prabowo.
Prabowo-Puan akan menjadi titik temu terakhir antara Jokowi, Megawati dan PDIP. Pasangan Prabowo-Puan sendiri bukanlah pasangan ujug-ujug terjadi, karena pasangan itu sudah mengapung sejak Prabowo memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi.
Namun ketika itu, belum terlihat adanya peran Jokowi, karena hubungan PDIP dengan Gerindra yang mesra.
Disinilah kelihaian Jokowi, dengan pantulan bola putih ke ban meja pada sudut yang tepat disertai efek ‘spin’ yang terukur, akhirnya Jokowi akan menjadi King Maker sejati atas pasangan Prabowo-Puan. Dengan kondisi saat ini, Jokowi masih memegang kendali penuh peta Capres 2024, dengan memposisikan Ganjar Pranowo sebagai ‘Plan A’ dan Prabowo-Puan di ‘Plan B’. ‘Plan C’ tentu juga sudah dipersiapkan, seperti apa wujudnya? Kita tunggu manuver-manuver Sang King Maker selanjutnya.
Penulis: CEO RuangPolitik.com