Memang terjadi kenaikan, tapi masih dalam batas margin of error sekitar 3 persen. Jadi sebenarnya PPP belum aman. Kecuali naik sampai 6 persen
RUANGPOLITIK.COM – Elektabilitas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami peningkatan, dalam beberapa kali survey lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Namun peningkatan tersebut, belum membuat PPP bisa lolos ke parlemen karena masih berada di bawah ambang batas Parliamentary Threshold (PT) 4 persen.
Dalam survey SMRC yang dirilis pada Hari Minggu (30/10/2022), elektabilitas PPP berada pada angka 3,3 persen. Angka itu meningkat dari survey pada bulan Juni lalu sebesar 1,4 persen dan survey pada awal September sebesar 2,7 persen.
Baca juga:
PPP-usung-erick-aktivis-nu-masuk-ibarat-pinang-pulang-ke-tampuk/
“Memang terjadi kenaikan, tapi masih dalam batas margin of error sekitar 3 persen. Jadi sebenarnya PPP belum aman. Kecuali naik sampai 6 persen,” ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani, melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Senin (31/10/2022).
Dengan elektabilitas yang masih berada di bawah 4 persen, PPP harus kerja keras untuk memperbaiki tingkat keterpilihannya.
Apalagi dalam survey terbaca, PPP masih belum mampu meraih suara pemilih baru yang didominasi kaum milenial.
“Angka pemilih setia 79 persen, tapi perlu diingat bahwa suara PPP 2019 hanya 4,5 persen. Jadi kalau hilang sedikit saja, sudah menjadi alarm bagi PPP untuk lolos ke parlemen di 2024,” terang Deni.
Tidak ada kata lain bagi PPP, harus berupaya meraih suara pemilih baru atau pemilih milenial. Kata Deni, PPP harus mencari formula serta program yang lebih tepat untuk bersosialisasi ke kelompok pemilih muda.
PPP sendiri baru mengalami perubahan kepemimpinan, dari Ketua Umum Suharso Monoarfa ke Plt Ketum Muhammad Mardiono. Pada waktu kepemimpinan Suharso, elektabilitas PPP tergerus sampai di bawah 2 persen.
Dengan kepemimpinan baru ini, ada harapan untuk mengembalikan kejayaan PPP menjadi partai besar. Peningkatan elektabilitas walau belum signifikan, sudah membuktikan kembalinya semangat tersebut.
Namun Mardiono masih harus membuktikan lebih lanjut, melalui program-program sosialisasi yang tepat sasaran, terutama dalam meraih suara kaum milenial. (ASY)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)