Meningkatnya eskalasi politik antarcalon presiden bakal dipicu oleh konten-konten di media sosial
RUANGPOLITIK.COM – Persaingan ketat antar calon presiden disinyalir akan menjadi pemicu polarisasi atau pembelahan di tengah masyarakat terjadi lagi di Pemilu 2024. Hal ini dikatakan oleh Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja saat membuka Rakornas Bawaslu dan Kepada Daerah terkait netralitas ASN, yang dipantau secara daring dari Jakarta, Selasa (27/9/2022).
Bagja, sapaan akrabnya, meminta agar Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak ikut terbelah dan memperkeruh situasi sehingga membuat polarisasi jadi semakin parah.
“Ke depan mungkin pembelahan akan terjadi. Kami inginkan ASN tidak ikut dalam polarisasi pembelahan jika terjadi kompetisi yang sangat ketat pada Pilpres mendatang,” tambahnya.
Menurut dia, meningkatnya eskalasi politik antarcalon presiden bakal dipicu oleh konten-konten di media sosial. Bagja menegaskan, Bawaslu memberi perhatian serius pada media sosial.
Pihaknya berupaya mencegah penyebaran konten hoaks, fitnah, maupun kampanye hitam terkait salah satu calon di media sosial. Selain itu, diupayakan pula pencegahan agar ASN tidak melakukan pelanggaran netralitas di jagat maya.
“Kami harapkan ASN tidak termasuk buzzer yang kemudian membuat fitnah, hoaks, dan lain-lain. Ini yang perlu kita jaga ASN ke depan,” ujar Bagja.
Bagja pun meminta pejabat pembina kepegawaian (PPK) di semua instansi untuk mensosialisasikan ihwal netralitas di media sosial ini kepada ASN masing-masing. Upaya pencegahan itu diharapkan bisa menekan jumlah kasus pelanggaran netralitas saat Pemilu 2024.
Editor: Rikky A. D
RuPol