RUANGPOLITIK.COM – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Demokrat batal bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju karena kesalahan strategi yang mereka lakukan.
Hasto mengatakan saat itu rencana bergabungnya Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju bahkan sudah direstui Mega.
Hal itu disampaikan Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Minggu (18/9/2022).
“Saat itu Ibu Mega sudah mengatakan tidak keberatan kalau Demokrat mau bergabung selama itu keputusan dari Pak Jokowi,” katanya.
Hasto menjelaskan, pihaknya sempat meminta pandangan ke sejumlah partai yang telah masuk ke dalam koalisi.
Bahkan menurut dia, pihaknya sudah menyampaikan pesan ke Demokrat melalui Agus Hermanto, yang saat itu sebagai Anggota Komisi VI DPR.
Hasto menyebut, SBY saat itu juga melakukan lobi-lobi politik dengan Gerindra meskipun telah menyampaikan keinginannya bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju. SBY kemudian memilih untuk tidak bergabung dengan koalisi PDIP.
SBY saat itu kata dia menyampaikan pidato politik yang menyebutkan bahwa Demokrat tidak jadi bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju karena ada salah satu ketua umum partai yang tidak setuju.
“Tapi pak SBY sendiri yang justru membatalkan secara sepihak dan kemudian yang tidak benar,” katanya.
Pada malam hari sebelum proses pendaftaran ke KPU dilakukan, Demokrat kembali menyatakan hendak bergabung.
Namun, saat itu kata Hasto seluruh sekjen partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju menolak.
Alasannya koalisi yang terbentuk sudah menjamin kestabilan pemerintahan Jokowi.
Karena itu, Hasto menegaskan bahwa tidak bergabungnya Demokrat ke dalam Koalisi Indonesia Maju itu bukan karena ada penjegalan, tapi karena strategi politiknya yang salah.
“Akhirnya penawaran terakhir kita tolak, sehingga penawaran tidak gabungnya Demokrat itu tidak ada penjegalan, tapi karena strategi yang salah,” katanya.
Diketahui, Koalisi Indonesia Maju dibentuk untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin maju sebagai Capres dan Cawapres di Pilpres 2019.
Koalisi itu terdiri dari PDIP, Golkar, PPP, PKB, Hanura, PSI, NasDem, Perindo, PKPI, dan PBB.
Sementara, Koalisi Indonesia Adil Makmur adalah koalisi partai politik di Indonesia yang mendukung pasangan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno yang terdiri dari lima partai, di antaranya adalah Partai Gerindra, PKS, PAN, Partai Demokrat, dan Partai Berkarya.(FSL)