RUANGPOLITIK.COM – Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani Aher menilai keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sama saja mencekik rakyatnya sendiri.
Menurutnya, pemerintah tidak memiliki empati kepada rakyatnya.
“Kenaikan harga BBM bersubsidi akan mencekik masyarakat miskin yang sudah terhimpit beban hidup akibat efek pandemi yang belum tuntas,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (4/9/2022).
Dia berpandangan, kenaikan BBM memiliki efek domino terhadap kenaikan harga barang pokok dan berbagai komoditas.
Dengan demikian, upaya pemerintah dalam berbagai program nasional, seperti penurunan stunting, penurunan angka kematian ibu terancam gagal karena rakyat tidak memiliki daya beli yang cukup.
Berita Terkait:
Harga BBM Naik, Buruh Ancam Geruduk Gedung DPR
Partai Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM: Pemerintah Mencari Untung
Buruh Diingatkan Jangan Mau Dimanfaatkan untuk Mogok Nasional
Tolak Revisi UU PPP, 10.000 Buruh Akan Demo di DPR 15 Juni
Netty melanjutkan, pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, UMKM, sopir angkutan, dan pedagang keliling akan semakin sulit bertahan hidup akibat kenaikan BBM bersubsidi.
Kebijakan pemerintah memberikan bantalan berupa bantuan subsidi upah atau pun BLT juga dinilai Netty tidak sebanding dengan dampak kenaikan BBM bersubsidi.
“Ini penyelesaian instan yang tidak efektif menutup dampak kenaikan,” katanya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan ada tiga jenis BBM bersubsidi yang mengalami penyesuaian, di antaranya adalah pertalite, pertamax, dan solar.
Harga solar diputuskan naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.
Kemudian untuk harga pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter. Lalu, BBM jenis pertalite naik menjadi Rp10.000 dari sebelumnya Rp7.650 per liter.
“(Harga) ini berlaku 1 jam sejak saat diumumkannya penyesuaian harga ini, berlaku pada pukul 14.30 WIB,” katanya.(FSL)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)