RUANGPOLITIK.COM –Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan ketersediaan pasokan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi aman. Stok BBM jenis pertalite dan solar dipastikan terus ada.
“Untuk stok BBM nasional kita pastikan aman,” ujar Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting saat dihubungi, Sabtu (3/9/2022).
Irto mengungkapkan hingga pagi ini stok solar masih cukup untuk kebutuhan hingga 20 hari mendatang. Sementara itu, pertalite stok nya berada di level 18 hari. Irto mengatakan, Pertamina juga terus memproduksi BBM jenis itu.
Meski dari sisi stok aman, Irto mengatakan, kuota penyaluran kedua BBM itu dari yang telah ditetapkan pemerintah sudah semakin menipis. Sebab, penyalurannya sudah hampir mendekati 100 persen untuk masing-masing jenis BBM bersubsidi.
Penyaluran pertalite hingga Agustus sudah mencapai 19,5 juta kiloliter dari kuota 23,05 juta kiloliter. Adapun solar hingga Agustus 2022 sudah mencapai 11,4 juta kiloliter dari total kuota yang diberikan pemerintab ke Pertamina sebesar 14,9 juta kiloliter sepanjang tahun ini.
Berita Terkait:
Rencana Kenaikan Harga BBM, Jokowi: Kalkulasinya Sudah Disampaikan, Tinggal Diputuskan
Jokowi: Penyaluran BLT BBM Tidak 100 Persen Tepat Sasaran
Soal BBM, Hasto: PDIP Pro Rakyat Kecil, tapi Pemerintah Sedang Sulit
PDIP Jawa Barat Dukung Jokowi Tidak Naikkan Harga BBM Subsidi
“Sementara memang kalau kuota semakin menipis. Penyaluran pertalite hingga bulan Agustus sudah mencapai 19,5 juta KL,” ujar Irto.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah memperkirakan kuota BBM subsidi akan habis pada bulan depan, September 2022, jika tak ada perubahan kebijakan subsidi ataupun yang membatasi konsumsi bahan bakar.
Dari hitungannya, kata Sri Mulyani, kuota BBM bersubsidi bakal lekas habis jika tingkat konsumsi saat ini tidak direm. Untuk solar, misalnya, ia memperkirakan bakal habis kuotanya pada Oktober 2022 dan Pertalite akan habis lebih cepat.
“Artinya, tiap bulan 2,4 juta kiloliter (pertalite) habis. Jika (tren) ini diikuti, akhir September 2022 habis (kuota) untuk pertalite,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja Komite IV DPD dengan Menteri Keuangan, Bappenas, dan Bank Indonesia pada Kamis, 25 Agustus 2022. Pada saat ini, konsumsi BBM sudah melampaui asumsi hingga akhirnya anggaran subsidi BBM terkuras.
Menipisnya kuota BBM bersubsidi ini diperkirakan pemerintah karena konsumsi masyarakat yang meningkat pesat pasca pelonggaran pembatasan kegiatan selama pandemi Covid-19. Akibatnya anggaran untuk menambal subsidi dan kompensasi energi ikut jebol hingga Rp 502 triliun lebih karena harga minyak dunia juga tinggi.
Pemerintah kemudian harus memilih berbagai opsi kebijakan, mulai dari menambah subsidi, mengontrol konsumsi, atau bahkan menaikkan harga BBM. “Pertanyaannya, [subsidi] mau nambah atau enggak? Kalau nambah dari mana anggarannya? Suruh ngutang?” tukas Sri Mulyani.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)