RUANGPOLITIK.COM — Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid mengaku sangat prihatin terhadap keadaan Polri saat ini yang terpuruk akibat kasus Ferdy Sambo.
Menurut dia, semestinya dalam kasus Ferdy Sambo itu Polri secara institusional jangan selalu dipersalahkan.
“Adapun yang sejatinya menyalahkan institusi Polri hingga berniat menggoyang posisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah kelompok oposisi,” kata Habib Syakur kepada RuPol, Kamis (1/9/2022).
Dia mengatakan para oposan pemerintah itu memandang bahwa Polri adalah satu-satunya kekuatan pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin. Padahal selain Polri, kekuatan pemerintah sejatinya adalah rakyat Indonesia, termasuk TNI.
Berita Terkait:
Kuasa Hukum: Putri Candrawathi Bakal Kooperatif dalam Pemeriksaan Hari Ini
Putri Candrawathi Tidak Ditahan Meski Berstatus Tersangka, Polri Ungkap 3 Alasan
Kasus Ferdy Sambo Momentum Tepat Lakukan Reformasi SDM Polri
Di MKD, Mahfud tidak mau sebut nama anggota DPR yang dihubungi Fredy Sambo
Menurutnya, kalang-kabut Polri dengan masalah Ferdy Sambo ini adalah bentuk kecintaan Tuhan, Allah SWT yang membukakan aib di tubuh Polri, yakni kelompok Sambo yang tidak sepenuh hati mengabdi pada negara.
“Jadi, harus dilihat bahwa di situlah Polri mendapatkan ridho dan berkah Tuhan, aib dibuka dan dihilangkan, sehingga Polri seperti lahir kembali sebagai bayi yang bersih. Bekerja dari nol lagi,” katanya.
Untuk bisa menjadi bayi yang terlahir kembali dengan bersih, Habib Syakur menyebutkan sejumlah syarat yang harus dilakukan Polri.
Pertama, Polri harus berbenah secara struktural. Setiap anggota Polri harus memahami dan menyadari tugasnya sebagai abdi negara yang diridai Allah SWT.
“Polri harus berbenah secara struktural. Seperti misalnya satu per satu anggota Polri disemangati lagi, bahwa kejadian Ferdy Sambo ini kejadian luar biasa. Di mana dosa-dosa besar oknum Polri itu terbongkar. Setelah itu Polri akan lahir seperti bayi, bekerja dari titik nol dengan dibukakan dosanya,” jelasnya.
Dia juga mengingatkan agar Polri bisa terlahir kembali sebagai institusi yang bersih. Maka semua anggota polri harus menyadari amanat Tuhan yang mereka emban.
“Tinggal sekarang oknum Polri menyadari apa tidak? Tingkatan perwira menengah sampai jenderal kan tidak gampang. Bintang (pangkat) itu Allah SWT yang memberi. Polri disucikan sama Allah SWT, semua dosa diperlihatkan sehingga menjadi institusi yang bersih,” tegasnya.
Di sisi lain, Habib Syakur mengatakan bahwa keberadaan institusi Polri tetap diperlukan dan harus diperkuat. Termasuk penguatan terhadap personel yang baik, serta membersihkan yang tidak baik.
“Sebab apa jadinya kalau negara tanpa Polri, akan bahaya. Bisa jadi negara yang barbar kita. Bisa jadi negara dengan hukum rimba. Itulah makanya Polri harus dibersihkan agar tegak lurus dalam menjalankan amanah dari Tuhan,” jelasnya.
Bagi Habib Syakur, yang sebenarnya menarik adalah adanya upaya menduduki Polri oleh pihak-pihak ataupun kelompok yang ingin mengubah ideologi bangsa, serta pihak yang membawa-bawa politik identitas dengan menunggangi kasus Sambo.
“Mereka menarasikan bahwa kasus Ferdy Sambo adalah balasan Tuhan dari kasus kematian anggota laskar FPI di KM 50. Padahal, kasus KM 50 sudah selesai dan tak bisa dikait-kaitkan lagi. Kalau mau mengatakan Ferdy Sambo balasan dari KM 50 saya rasa tidak tepat, KM 50 kan sudah selesai. Yang ada dari pihak yang menyuarakan itu justru ingin agar Polri dihancurkan. Inilah yang tidak benar,” bebernya.
Habib Syakur mengapresiasi Presiden Jokowi yang menugaskan Menko Polhukam Prof. Mahfud MD yang sepenuh hati melindungi institusi Polri, bahkan berjibaku mempertahankan Polri.
“Jadi dalam kesederhanaan Prof. Mahfud sudah jelas, Polri dan pemerintah pasti ada oknum yang buruk dan ada yang bersih. Prof. Mahfud berjasa membuang yang buruk dan mengangkat yang baik. Prof. Mahfud menjaga Polri agar bersih dan diridhoi Allah SWT,” ujarnya.
Dia pun menilai Kapolri Jenderal Sigit dan seluruh anggota Polri harus berterima kasih kepada Prof. Mahfud MD dan lebih besar lagi kepada Presiden Jokowi. Berkat ketulusan dan pengabdian kepada negara, institusi Polri akhirnya bisa dibersihkan. Masyarakat pun diharap terus memantau proses kasus Ferdy Sambo. (DAR)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)