RUANGPOLITIK.COM — Pengamat Politik Dedy Kurnia menilai konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan berdampak besar terhadap kekuatan politik di Pemilu 2024 mendatang.
Dedy menyarankan agar di tingkat bawah terus bergerak seirama untuk menyuarakan desakan mundur terhadap Suharso.
Meski begitu, tambahnya, hal ini masih sangat bergantung apakah Suharso punya kesadaran kolektif menerima desakan tersebut.
Menurut Dedy, Suharso bisa saja mempertahankan jabatannya sebagai ketua umum, tapi konflik akan terus membesar dan membuat PPP rapuh.
Berita Terkait:
PBNU: Ketum PPP Tidak Paham Cara Menghormati Pesantren
Terkait ‘Amplop Kiai’, Polda Metro Jaya Jadwalkan Pemanggilan Ketum PPP
Forum Santri Banyumas Desak Suharso Mundur dari Ketum PPP
Ketum PPP Diminta Mundur, Awiek: Pengurus DPP Akan Gelar Rapat
“Sangat baik jika di tingkat bawah bergerak seiring untuk menyuarakan desakan mundur ke Suharso,” katanya kepada RuPol saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (1/9/2022).
Dedy mengatakan konflik internal ini bisa berdampak terhadap elektoral PPP. Partai berlambang Ka’bah itu bisa kehilangan peluang bertahan di Pemilu jika tetap dipimpin Suharso yang penuh gejolak dan tidak produktif.
“Mereka bisa kehilangan peluang bertahan di Pemilu jika tetap dipimpin Suharso yang penuh gejolak dan tidak produktif,” jelasnya
Adapun Peneliti dari Universitas Pramadina, Ahmad Khoirul Umam mengatakan jangan sampai 2024 menjadi pemilu perpisahan bagi PPP imbas dari konflik internal yang terjadi.
Umam mengatakan desakan tiga elemen Majelis PPP, yakni Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, dan Majelis Kehormatan yang meminta Suharso Monoarfa mundur dari kursi Ketua Umum PPP, harus benar-benar disikapi dan dipertimbangkan.
Menurutnya, tiga elemen Majelis ini menunjukkan solidnya kekuatan politik DPP PPP yang menghendaki pemberhentian Suharso.
“Jika memang sebagian besar elit dan juga arus akar rumput menghendaki pemberhentian Suharso, maka DPP PPP harus segera memutuskannya secara cepat,” katanya.
“Jangan sampai Pemilu 2024 menjadi ‘pemilu perpisahan’ bagi PPP dari jajaran elit partai Senayan,” tambahnya.(FSL)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)