RUANGPOLITIK.COM – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyinggung penggusuran yang dilakukan Gubernur Basuki Tjahaja Purnomo alias Ahok di era pemerintahannya.
Diketahui, sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sempat melakukan sejumlah penggusuran untuk merelokasi warga, salah satunya adalah Kampung Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Saat itu, penggusuran Kampung Bukit Duri dilakukan Ahok untuk mempercepat proses normalisasi Kali Ciliwung.
Pernyataan Anies Baswedan ini disampaikan saat meresmikan Kampung Susun Tumbuh Produktif Cakung Eks Bukit Duri di Jakarta Timur, Kamis (25/8/2022).
Berita Terkait:
Anies Baswedan Dikabarkan Akan Lantik Pj Sekda DKI, Ketua DPRD: Batal!
DKI Jakarta Waspadai PMK, Anies: Jakarta Timur Penyumbang Kasus Terbanyak
Polusi DKI Jakarta Meningkat, Anies: Cabut Izin Pabrik Penghasil Polusi Berlebih
Sekda DKI Marullah Matali Klarifikasi Soal Polemik Pelantikan Pj oleh Anies Baswedan
“Apa sulitnya ini dibahas pada saat itu. Kalau saat itu sudah dibahas, rumah begini tenang semua bukan? Semua punya kesempatan,” jelasnya.
Anies Baswedan juga menginginkan agar negara tidak lagi menggunakan cara-cara kekerasan untuk merelokasi warga.
Dia pun berharap, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selanjutnya tidak menggunakan penggusuran dengan cara kekerasan.
“Pemprov Jakarta juga begitu, tidak bisa lagi kita melakukan tindakan seperti yang kita saksikan di tempat itu (Bukit Duri),” ucapnya.
Anies memberi contoh, pada saat ingin membangun Jakarta International Stadium (JIS), Pemprov Jakarta berkomunikasi dengan warga Kampung Bayam sebagai warga yang terdampak pembangunan stadion.
Para warga terdampak dijanjikan bahwa pada saatnya nanti, Pemprov Jakarta akan membangunkan hunian pengganti rumah yang terkena dampak pembangunan JIS.
Menurutnya, dalam membangun sesuatu ada urutannya. Pada saat yang bersamaan, pihaknya tidak bisa membangun rumah secara langsung, karena pembangunan kontruksi JIS sedang berlangsung.
Sementara dalam proses pembangunannya, pihaknya menyediakan hunian sementara bagi warga Kampung Bayam.
“Karena urutan pembangunannya begitu, tidak mungkin kita bangun rusun dulu di saat alat-alat konstruksi yang besar itu masih beroperasi,” tuturnya.(FSL)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)