RUANGPOLITIK.COM – Ketika Gus Yahya mengatakan bahwa identitas NU tidak boleh digunakan identitas NU pada Forum Pemred, Jumat (5/8/2022), maka muncul dugaan bahwa pernyataanya terkesan menyindir Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang pada logonya saja identik dengan NU. Bahkan, selama ini PKB selalu menjadi pilihan pertama bagi kaum nahdiyin untuk masuk ke ruang politik praktis. Tidak heran jika kader PKB didominasi oleh warga Nahdlatul Ulama (NU).
“Kami PKB terus meningkatkan khidmah PKB pada Nahdiyyin yang hubungannya sudah mengakar kuat. Sehingga tanpa atau pakai atribut (NU-red) sama saja, PKB tetap jalan,” tegas Jazilul kepada RuPol ketika dimintai komentarnya terkait dengan pernyataan Gus Yahya, Selasa, (9/8/2022).
Bukan tanpa alasan Wakil Ketua MPR RI mengatakan ini, fakta sejarah, PKB diinisiasi dan di deklarasikan oleh pengurus-pengurus NU. Keterlibatan PBNU dalam pembentukan PKB untuk membantu keinginan warga NU untuk membentuk suatu partai politik sebgai wadah aspirasi politik warga NU.
Jazilul menganggap bahwa pernyataan yang dilontarkan oleh Gus Yahya itu pendapat pribadi, “Soal omongan Gus Yahya itu kan pendapat pribadi, biarin saja. Faktanya di PBNU pengurusnya banyak dari partai politik, nyatanya dipakai,” pungkas Wakil Ketua Umum PKB.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam acara Forum Pemred di Hotel Raffles Jakarta Selatan, Jumat (5/8/2022) mengatakan Gus Yahya mengingatkan para kontestan Pemilu 2024 nanti tidak memakai identitas NU.
“Jadi sebuntu apapun para kontestan ini di dalam menonjolkan atau di dalam menghadapi kompetisi yang ada kita mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata. Apakah itu identitas etnik, identitas agama, termasuk identitas NU,” kata Gus Yahya dalam acara yang dihadiri oleh Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Menparekraf Sandiaga Uno.