RUANGPOLITIK.COM-Pengamat politik Ujang Komarudin menilai wacana duet Anies Baswedan dan Puan Maharani pada Pilpres 2024 sangat positif karena bisa menyatukan komposisi pendukung Islam dan nasionalis.
“Kalau ini terjadi ini sangat bagus. Cuma persoalannya, saya melihatnya ini sulit,” katanya saat dihubungi, Selasa (19/7/2022)
Akan tetapi, Ujang Komarudi mengatakan bahwa memasangkan Anies-Puan bukan hal yang mudah.
Sebagai representasi PDI Perjuangan tentu mudah bagi Puan Maharani untuk menjadi Capres 2024 karena partainya sudah mengantongi presidential threshold 20 persen.
Berita Terkait:
Pengamat:Nasib Anies di Pilpres Ditentukan Tiga Hal
DKI Jakarta Waspadai PMK, Anies: Jakarta Timur Penyumbang Kasus Terbanyak
Bukan Ganjar atau Anies, Ini Sosok Paling Mampu Akhiri Polarisasi di Pilpres
Musni Umar: Pamor Anies Baswedan Kian Meroket Usai Lengser dari Kursi Gubernur
Elektabilitas Anies Baswedan memang sangat baik sebagai kandidat Capres 2024 mendatang.
Namun, yang perlu diingat Gubernur DKI Jakarta itu tidak memiliki kendaraan partai.
Karena itu, kalaupun Anies Baswedan mau menerima tawaran PDIP maka ia harus berlapang dada menjadi wakil Puan Maharani.
“Jadi kalau capresnya Anies dan cawapresnya Puan rugi PDIP-nya, hitungannya seperti itu, tapi kalau Puannya Capres dan Anies cawapres PDIP bisa jadi mau,” katanya.
Ujang juga menilai keduanya akan sangat mengedepankan ego masing-masing karena sama-sama memiliki kekuatan.
Puan Maharani memiliki kekuatan dari partai dan Anies Baswedan memiliki elektabillitas yang baik.
“Tiket itu yang lebih penting daripada yang lain. Elektabilitas tinggi tapi tidak punya tiket semuanya. Intinya kalau ingin menang semuanya harus mengalah tidak membawa ego satu sama lain, tentu PDIP punya kalkulasi apakah Puan-Anies atau Anies-Puan,” katanya. (FSL)