RUANGPOLITIK.COM-Pengamat politik Dedy Kurnia Syah mengatakan isu retaknya hubungan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi merupakan hal yang dibuat-buat.
Narasi pecah kongsi antara kedua tokoh itu tidak memiliki penanda yang kuat. Bahkan sejak Hari Raya Idul Fitri, keduanya masih menunjukkan kemesraan.
Sehingga, menurut Dedy, narasi keretakan hubungan ini murni bermuatan propaganda politik. Ia menduga jika pelaku propaganda tersebut mengarah kepada kelompok Ganjar Pranowo.
Hal ini senada dengan wacana KIB didirikan untuk Ganjar. Begitu pun isu konflik Puan-Ganjar yang semuanya mengarah pada propaganda agar seolah-olah Ganjar menjadi bintang utama.
Berita terkait:
Jokowi Tegaskan Hubungannya dengan Megawati Layaknya Anak dan Ibu
Soal Isu Hubungan Mega dan Jokowi Retak, Hasto: Ibu Hanya Tersenyum Saja
Presiden Jokowi Kembali Lantik Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah BPIP 2022-2027
Elite PDIP Tuding Oligarki Mau Pisahkan Jokowi dan Megawati
Isu keretakan hubungan Megawati dengan Jokowi ditujukan guna membentuk opini seolah-olah Jokowi memihak Ganjar.
“Keretakan Megawati Jokowi ditujukan membentuk opini seolah Jokowi memihak Ganjar, jelas sekali muatan propaganda pilitiknya. Dan itu memprihatinkan, karena menihilkan gagasan,” kata Dedy kepada RuPol, Kamis (9/6/2022).
“Kalau membaca detail isunya, mengarah pada rekayasa untuk membesarkan salah satu tokoh yang diuntungkan. Tokoh yang dibesarkan dengan isu semacam ini, sangat mungkin karena tidak miliki kecukupan kapasitas,” sambungnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menilai pertarungan untuk menentukan Capres dan Cawapres PDIP masih cair. Siapa pun masih berkesempatan untuk dicalonkan.
Namun Ia berpendapat jika PDIP lebih layak untuk mengusung Puan Maharani sebagai Capres maupun Cawapres yang nantinya dipasangkan dengan mitra koalisi. Mencalonkan Puan Maharani dianggap lebih rasional bagi PDIP. Apalagi kader PDIP dikenal loyal terhadap keputusan parpol.
Puan Maharani dianggap mempunyai kapasitas yang cukup karena karena pernah menjadi menteri dan kini menjabat sebagai ketua parlemen. Soal elektabilitas Puan Maharani yang tak setinggi tokoh lainnya, Ia yakin kader-kader PDIP bisa berusaha lebih keras untuk meningkatkan elektabilitas Puan. (RYU)
Editor: Ris Tian
(RuPol)