RUANGPOLITIK.COM – Kehadiran koalisi Indonesia Bersatu yang merupakan gabungan tiga partai, yakni Golkar, PAN dan PPP membuat hangat situasi politik nasional.
Banyak tanggapan positif atas bergabung ketiga partai tersebut, namun juga ada yang menyebut koalisi tersebut terlalu awal dan tidak akan bertahan sampai Pemilu 2024.
Ketua DPP Bidang Hukum dan HAM Partai Golkar John Kenedy Azis membantah hal tersebut, menurutnya koalisi yang terbangun ini sudah permanen.
“Untuk yang tiga partai sudah permanen dan insya Allah akan berlanjut sampai Pilpres 2024. Namun jika ada partai lain yang tertarik untuk bergabung, tentunya kita akan membuka pintu lebar-lebar,” ujarnya melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Selasa (17/5/2022).
Dengan bergabungnya ketiga partai tersebut, satu kekuatan besar juga muncul dalam perpolitikan nasional.
Dengan total jumlah kursi di DPR RI sebesar 148 kursi, dimana Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi dan PPP 19 kursi, maka koalisi tersebut sudah lolos dalam syarat Presidential Threshold.
“Secara teori, koalisi kami ini tinggal menentukan siapa capres dan cawapresnya, karena sudah melewati PT 20 persen. Selain PDIP yang bisa mengusung capres sendiri, koalisi ini juga sudah bisa,” lanjut John.
Mengenai siapa yang akan menjadi capres dan cawapres, politisi asal Sumatera Barat ini menyebutkan akan mengusung kader internal.
“Kalau dari Golkar sudah pasti Pak Airlangga, nanti tinggal menyepakati siapa yang akan mendampingi Pak Airlangga sebagai cawapres. Itu dari Golkar ya, karena sesuai hasil munas dan rapimnas capres Golkar itu Pak Airlangga Hartarto,” terang John Kenedy Azis.
Berita terkait:
Golkar Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Gerindra: Tak Perlu Diperdebatkan
Soal Inisiator Koalisi Indonesia Bersatu, PAN dan Golkar Bilang Begini
Golkar, PAN, dan PPP, Musni Umar Beberkan Masalah Besar
Golkar, PPP, dan PAN Jajaki Koalisi Strategis, Belum Ada Bahasan Capres
Lebih lanjut, John menilai kehadiran koalisi Indonesia Bersatu yang lebih awal ini membuat persiapan untuk menghadapi pilpres lebih matang.
“Akan lebih matang persiapannya. Dan bisa lebih awal juga membuat rencana-rencana strategis untuk kepentingan koalisi ini. Terutama dalam menghadapi pilpres,” jelasnya.
Bukan hanya itu, kata John dengan terbentuknya koalisi ini maka kekuatan di parlemen saat ini sudah menjadi yang terbesar.
“Dengan kekuatan 148 kursi, saat ini adalah yang terbesar di DPR. Sudah pasti akan menjadi kekuatan yang sangat signifikan dalam menentukan keputusan-keputusan politik,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)