RUANGPOLITIK.COM– Hasil survei Center For Strategic Islamic and International Studies (CSIIS), Ketua Umum Partai kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kembali merebut suara warga Nahdlatul Ulama (NU) sebagai calon presiden (Capres) 2024 yang paling banyak dipilih dengan perolehan 17,5 persen.
Direktur Eksekutif CSIIS, Sholeh Basyari mengatakan, perolehan yang didapat oleh Cak Imin karena deklarasi yang masif dilakukannya sejak pertengan Januari hingga akhir Maret, membuahkan hasil yang gemilang.
“Cak Imin juga sukses memainkan peran sebagai playing fictim terkait relasi PBNU-DPP PKB,” kata Sholeh, kepada wartawan, Jumat (8/4/2022).
Tak hanya itu, Cak Imin sebagai tokoh yang sering ganti-ganti akronim ini berhasil merebut kembali simpati dari kyai-kyai pendukung almarhum Gus Dur, justru ketika PBNU bersikap keras pada Langkah-langkah politiknya.
Berita Terkait:
Muhaimin Iskandar: Sambut 2022 dengan Inovasi dan Terobosan Baru
Khofifah Tumbangkan Muhaimin Sebagai Capres Pilihan Tokoh NU
Terkait ‘Kardus Durian’, Muhaimin Harus Ikut Dorong KPK Buka Lagi
Kecewa Dengan Muhaimin, Ketua dan Pengurus PKB Limapuluh Kota Ramai-ramai Mundur
Meski begitu, kata Sholeh, dukungan untuk Ketua Umum PKB dari tokoh, kyai dan struktur NU tidak utuh, pasalnya Cak Imin harus berbagi suara dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa yang mendapat dukungan dari kelompok perempuan (Muslimat) NU.
“Namun survei ini membuktikan bahwa Cak Imin adalah politisi NU paling serius dalam menyiapkan diri sebagai Capres,” ucapnya.
“Cak Imin juga tipikal pemimpin yang besar dan kuat justru ketika “badai” menerpa, pada musim politik pancaroba. Serta salah satu politisi dengan kecanggihan bermain protagonist excellent,” tambah Sholeh.
Selain Cak Imin, Warga NU juga memilih Menteri BUMN Erick Thohir dengan angka 13 persen, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan angka 12,5 persen, Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan angka 12 persen.
Kemudian, Menag Yaqut Cholil Qoumas 7 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 6 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5 persen, Yenny Wahid 4 persen dan mantan Ketua PBNU Said Aqiel Siradj 3 persen.
Survei CSIIS dilakukan dengan metode Data riset Opinon Leaders diambil secara semi-structure interview. Dengan pengambilan data model ini, relasi periset dengan responden lebih bersifat dialog informal.
Semi-structure interview dilakukan setelah para tokoh NU selesai menunaikan sholat jumat (excit prayer). Model ini adalah adaptasi dari exit poll. Exit poll data diambil dari pemilih setelah keluar dari bilik suara. Exit prayer adalah data diambil setelah responden keluar dari masjid setelah selesai sholat jumat.
Dengan sebaran responden dibagi dua, yakni responden yang mewakili unsur NU kultural dan responden yang mewakili unsur NU struktural.
Responden tersebar di 118 Kabupaten/Kota di Jatim, Jateng, DIY, Jabar, DKI dan Banten. Total jumlah responden adalah 600 (enam ratus) responden. Yang terdiri dari 300 responden dari unsur NU kultural (para kyai), serta 300 responden dari unsur NU struktural (PCNU, PC Muslimat dan PC GP Ansor). (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)