RUANGPOLITIK.COM – Rabu Pahing atau Rabu Pon selalu mendapat perhatian terkait reshufle atau perombakan kabinet sejak periode pertama Presiden Jokowi.
Hal tersebut mengingat kebiasaan Presiden Jokowi yang melaksanakan reshufle selalu bertepatan pada hari tersebut. Hari ini, Rabu 23 Maret 2022, isu tersebut kembali menguat karena tepat pada Rabu Pahing.
Namun di luar dari kebiasaan tersebut, Pengamat Politik senior Ray Rangkuti menyebutkan ada 4 orang menteri yang memang layak untuk di reshufle, karena dianggap gagal dalam menjalankan misi dan visi Presiden Jokowi.
“Yang pertama, sudah jelas sekali adalah LBP (Menko Luhut Binsar Panjaitan), yang dalam wacana penundaan pemilu berlawanan dengan Presiden Jokowi. Di saat Presiden meminta menghormati konstitusi, LBP malah berakrobat dengan wacana tersebut. Bahkan menyebut adanya big data, yang semua tidak dapat diverifikasi,” ujar Ray kepada RuPol, Rabu (23/3/2022).
Pendiri Lingkar Madani itu juga menyebut nama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, yang juga sangat layak di reshufle.
“Kalau yang kedua Mendag Muhammad Lutfi. Gagal dalam mengatasi kelangkaan dan stabilisasi harga minyak goreng. Mendag juga sempat menyebut akan rilis nama mafia minyak goreng senin kemarin, tapi juga tidak terbukti,” lanjutnya.
Ray juga menyoroti jejak langkah Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, yang gagal menelorkan perundangan yang memenuhi kualitas pembuatan undang-undang.
“Yasonna mempunyai sejarah buruk dalam menelorkan perundangan yang berkualitas baik. Seperti Revisi UU KPK, Omnibus Law dan IKN. Belum lagi soal buruknya pengelolaan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan),” tambahnya.
Berita terkait:
Ditanya Isu Reshuffle, Puan: Ya ampun, coba tanya sama yang di sana
Wacana PAN Masuk Kabinet, Faldo: Tidak Ada Bagi-bagi Kue
Ketum Nasdem Sebut Tidak Ada Alasan Untuk Presiden Lakukan Reshuffle Kabinet
Soal Reshuffle Kabinet, PAN: Kami Siap Diberi Amanah
Nama terakhir menurut Ray, yang harus di reshufle adalah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Kegagalan terbesar Airlangga adalah gagal mengatasi harga dan kelangkaan minyak goreng, ini membuat susah masyarakat. Satu lagi, Airlangga juga membuat kegaduhan dengan mendorong wacana penundaan pemilu, yang jelas-jelas telah menampar muka Presiden Jokowi, seperti yang Presiden Jokowi sampaikan sendiri,” paparnya.
Untuk posisi menteri-mentari yang lain, Ray melihat masih berada pada koridor yang tepat dan bahkan menunjukan prestasi.
“Seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata Sandi Uno itu terlihat sangat berprestasi. Untuk Menag juga masih oke lah, kalau masalah pengaturan toa masjid, itu sudah tepat. Sesuatu yang sudah seharusnya dilakukan sejak dahulu,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)