RUANGPOLITIK.COM – Wacana penundaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 menjado polemik berkepanjangan.
Tiga ketua umum partai politik koalisi yakni Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menjadi ujung tombak, dalam mengapungkan wacana tersebut.
Berbagai alasan mereka paparkan guna mendapatkan dukungan penundaan pemilu itu, termasuk membawa klaim suara rakyat.
Klaim tersebut berawal dari Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang menyebut, rata-rata pengusaha memiliki keinginan agar penyelenggaraan Pemilu 2024 ditunda.
Bahlil beralasan dunia usaha baru saja merangkak keluar dari keterpurukan akibat dihantam pandemi Covid-19 agar tidak dibebani dahulu dengan persoalan politik.
Pernyataan Bahlil itu kemudian sempat mereda, setelah Presiden Jokowi menyatakan sikapnya yang patuh terhadap konstitusi, bahkan Jokowi sempat menyinggung orang-orang yang meminta meminta penundaan pemilu adalah orang yang ingin cari muka.
Reda polemik pernyataan Bahlil, tiba-tiba muncul pernyataan para ketua partai, berbeda dengan pernyataan awal yang cukup keras, Presiden Jokowi malah terlihat mulai memberi tempat bagi suara-suara yang mendukung penundaab pemilu.
Yang kemudian dikuatkan lagi dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan klaim memiliki big data yang berisi percakapan 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan Pemilu 2024.
Berita terkait:
Hasto Pertanyakan Kapasitas Luhut Bicara Penundaan Pemilu
KPU-Bawaslu Ketemu Ketum PKB, Pengamat: Skenario Jokowi Tiga Periode
Bertemu KPU Terpilih, Ray Rangkuti: Ketum PKB Memalukan
Dia juga mengklaim pemilih Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan PDIP mendukung wacana tersebut. Meskipun begitu, ketiga partai politik tersebut sudah menyatakan menolak usulan penundaan Pemilu 2024.
Luhut mengklaim rakyat tidak mau uang Rp110 triliun dipakai untuk menyelenggarakan pemilu serentak.
“Nah, itu yang rakyat ngomong. Nah, ini kan ceruk ini atau orang-orang ini ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, ada yang di PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar,” klaim Luhut di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Jumat (11/03/2022).