RUANGPOLITIK.COM – Kosgoro 1957 menyikapi kritikan keras Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
GMPG kritik elektabilitas Airlangga yang nol koma, menurut Kosgoro 1957 sangat berlebihan, karena pada kenyataannya pada beberapa lembaga survey elektabilitas Airlangga sangat tinggi, bahkan sudah bersaing di papan atas bersama capres-capres lalin, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Sekretaris Jenderal Kosgoro 1957 Sabil Rachman menyebutkan, hasil survey yang jadi rujukan oleh GMPG itu hanya sebagian, mereka tidak membaca hasil survey lembaga-lembaga lainnya.
“Jangan pungkiri juga, bahwa elektabilitas Ketum itu sedang menanjak, seiring dengan kinerja beliau yang semakin terasa di tengah-tengah masyarakat. Jangankan kita-kita yang berada di dalam tubuh Golkar, orang yang di luar Golkar saja sudah mengakui itu,” ujarnya melalui keterangan tertulis kepada RuPol, Sabtu (22/1/2022).
“Mungkin mereka masih tidur atau baru bangun, sehingga tidak bisa melihat secara jelas. Seperti sekarang ini, ada kebijakan minyak goreng satu harga, masyarakat melihat itu sebagai kinerja Ketum juga. Tanya saja ke bawah, seberapa besar pengaruhnya itu,” lanjutnya.
Ketua Bidang Kaderisasi DPP Partai Golkar itu menyesalkan pernyataan GMPG, di saat semua pihak sedang membangun konsolidasi menyeluruh untuk menggerakan mesin partai, mereka yang mengaku kader Golkar malah merecoki.
“Saat ini semua elemen sedang bergerak. Ada organisasi pendiri seperti Kosgoro 1957, Soksi dan MKGR maupun organisasi sayap, semua bergerak dalam satu kesatuan. Ini malah merecoki dengan pernyataan-pernyataan yang berpotensi mengganggu kesolidan Golkar,” sesal Sabil Rachman.
Baca juga:
Generasi Muda Golkar Kritik Elektabilitas Airlangga Nol Koma
Survey Golkar Tempel Ketat PDIP, Dampak Kinerja Airlangga
Mengenai tudingan Airlangga yang anti kritik, Sabil juga membantah semua itu, karena selama kepemimpinan Airlangga di Golkar, komunikasi berjalan lancar dan dua arah.
“Pak Airlangga itu bukan anti kritik dari siapapun, tapi harus ada koridornya. Jangan mengaku berada di dalam sistem, tapi berbicara keluar tidak bagus. Jika penyampaiannya dengan bahasa yang bagus, beliau pasti tampung. Selama ini seperti itu kok,” lanjutnya.
Politisi Golkar itu kembali mengingatkan kepada seluruh elemen, terutama yang mengaku generasi muda dalam tubuh Partai Golkar, tenaga mereka dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemenangan dalam tiga agenda penting ke depan.
“Saya hanya mengingatkan kembali, bahwa tugas ke depan itu sangat besar, ada tiga tujuan besar yang harus tercapai. Jadi mari semua bekerja untuk itu. Tugas kita bersama untuk mensosialisasikan kinerja dan prestasi Ketum, sehingga imbasnya akan terasa bagi Golkar,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)