RUANGPOLITIK.COM — Direktur Riset SMRC Sirajuddin Abbas memperkirakan, pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Staquf, yang tidak akan membawa NU sebagai alat politik, akan berpengaruh terhadap suara Partai Kebangkitan Bangsa di Pemilu 2024.
“Mungkin berubah dalam konteks hubungan NU dengan PKB dan PPP. Tetapi yang akan berubah drastis adalah hubungan dengan PKB,” kata Sirajuddin Abbas, kepada ruangpolitik.com, Selasa (04/01/2022).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, komitmen Gus Yahya, yang ingin mengembalikan kultur NU yang diwariskan Gus Dur, merupakan sinyal kuat bahwa Gus Yahya akan menghangatkan kembali NU dengan pemikiran Gus Dur.
Sikap PBNU tersebut dapat menumbuhkan kembali bibit-bibit politik NU baru dengan warna GusDurian. Dan menjadi kabar buruk bagi PKB, terutama bagi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin.
“Bagi Cak Imin, ini tentu bukan kabar gembira. Jika pintunya terbuka, kekuatan politik NU-Gusdurian bisa mendesakkan perubahan struktur kekuasaan di internal PKB,” imbuhnya.
Baca juga:
Gus Yahya: NU Tak Boleh Dikooptasi dan Mencampuri PKB
Akan tetapi, Sirajuddin Abbas mengaku, tak semua warga nahdliyin sudah tahu bahwa pengurus PBNU tidak boleh terlibat dalam partai politik. Namun soal pilihan politik seseorang, tetap tidak dapat dihilangkan.
“Tapi, NU pasti tidak akan benar-benar steril dari politik. Politik itu ada di dalam struktur DNA NU, meskipun secara formal sudah kembali ke Khittah. Itu karakter dasarnya,” tutup Sirajuddin Abbas. (AFI)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)