Gus Fahrur menilai sikap yang moderat dari para pimpinan ormas dan adanya keinginan untuk terus merajut persaudaraan sesama anak bangsa akan sangat efektif untuk meredam emosi-emosi yang timbul akibat kampanye politik selama Pemilu 2024.
RUANGPOLITIK.COM – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, Ahmad Fahrur Rozi, menyatakan, organisasi kemasyarakatan atau ormas keagamaan memiliki peran strategis dalam menenangkan emosi masyarakat pasca-Pemilu 2024 dan menyampaikan pesan rekonsiliasi, terutama pada bulan puasa.
“Ormas memiliki peran strategis dalam menyampaikan pesan rekonsiliasi karena biasanya mereka memiliki pengikut yang sangat loyal,” tukas ulama yang akrab disapa Gus Fahrur, Sabtu (30/3/2024).
Berbagai ormas biasanya memiliki pimpinan yang juga menjadi figur yang diteladani di dalamnya.
Gus Fahrur menilai sikap yang moderat dari para pimpinan ormas dan adanya keinginan untuk terus merajut persaudaraan sesama anak bangsa akan sangat efektif untuk meredam emosi-emosi yang timbul akibat kampanye politik selama Pemilu 2024.
Gus Fahrur menuturkan, kondisi Indonesia akan menjadi lebih baik jika efek dari kontestasi Pemilu 2024 yang mungkin bisa menimbulkan gesekan horizontal dan suasana yang cenderung panas bisa segera mereda.
Sebgai ebagai upaya stabilisasi kondisi sosial dan politik, sikap moderat dari pimpinan ormas, seruan, dan semangat untuk merajut persaudaraan dianggap sebagai langkah efektif untuk meredam ketegangan dan emosi negatif yang muncul selama masa kampanye dan kontestasi politik selama Pemilu 2024.
Namun, di tengah upaya meraih rekonsiliasi, ia juga menyoroti tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah adanya fanatisme di antara para tokoh dan pendukung politik yang cenderung memicu konflik.
Fanatisme tersebut, lanjutnya, perlu dinetralisasi dengan mengingatkan bahwa pemilu hanyalah alat untuk memilih, bukan untuk memecah belah bangsa.
Pentingnya kesadaran bahwa tujuan utama pemilu adalah membangun negeri harus menjadi poin kunci dalam memperkuat rekonsiliasi.(RVO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)