Anwar menjelaskan bahwa tekanan tersebut termasuk pemanggilan Duta Besar Malaysia di Washington DC oleh Departemen Luar Negeri AS, serta permohonan perantaraan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur.
RUANGPOLITIK.COM – Anwar mengkritik sikap negara barat yang, menurutnya, tidak konsisten dalam menilai tindakan penjajahan, serta membandingkan perlakuan terhadap Hamas dengan pandangan negara barat terhadap organisasi lain dalam sejarah.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan bahwa Malaysia mengalami tekanan dan ancaman dari Amerika Serikat karena menolak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Anwar menjelaskan bahwa tekanan tersebut termasuk pemanggilan Duta Besar Malaysia di Washington DC oleh Departemen Luar Negeri AS, serta permohonan perantaraan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur.
Anwar menegaskan posisi Malaysia dalam menghadapi tekanan tersebut, dengan menyatakan, “Dan Duta Besar kita dengan tegas menyatakan posisi kita.”
Ia juga mengungkapkan bahwa Malaysia telah menerima permohonan perantaraan sebanyak dua kali dari Amerika Serikat, yang meminta agar negara tidak meneruskan pendiriannya, terutama terkait penolakan menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Pada aksi Himpunan Malaysia Bersama Palestina di stadion Axiata Arena Bukit Jalil, Anwar menegaskan bahwa Malaysia tetap pada pendiriannya atas pertimbangan kemanusiaan, menganggap invasi Israel sebagai ilegal dari sudut pandang hukum dan kaidah internasional.
“Pandangan kami konsisten,” ujar Anwar, menjawab pertanyaan Anggota Parlemen Pulai Suhaizan Kaiat.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)