Login
No Result
View All Result
Ruang Politik
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
No Result
View All Result
Ruang Politik
No Result
View All Result
Home Round Up

Menjajal Peluang KIB dan KKIR Dalam Satu Koalisi, Mungkinkah Jadi Kekuatan Besar?

by Rupol
in Round Up
430 18
0
479
SHARES
1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RUANGPOLITIK.COM— Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dikabarkan akan melebur dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bentukan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Waketum PAN Viva Yoga Mauladi bicara koalisi kekuatan besar jelang Pilpres 2024. Menurutnya, koalisi kekuatan besar itu jika Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), dan PDIP bergabung.

RelatedPosts

DPR RI 2024, Siapa Saja Petahana PDIP Terancam Gagal Lolos?

Hak Angket Pernah Dilakukan di Indonesia?

Cawapres Termiskin, Cak Imin, Gibran, atau Mahfud MD?

“Koalisi itu tidak ada gemuk atau kurus. Yang penting koalisi atau penggabungan atau kerjasama sesuai dengan Pasal 222 UU 7 2017 tentang Pemilu yaitu pasal tentang PT 20 persen kursi DPR. Itu kan syarat minimal,” kata Viva Yoga di kawasan Pondok Bambu, Jaktim, Senin (13/2/2023).

KIB berisi Partai Golkar, PAN, dan PPP, sementara KKIB berisi Partai Gerindra dan PKB. Sedangkan PDIP belum berkoalisi, namun partai berlambang banteng itu sudah mengantongi ambang batas pencapresan 20% kursi di DPR.

“Nah apabila KIB, KKIR plus PDIP, itu bergabung, saya rasa sebuah kekuatan yang super besar. Berpotensi untuk bisa memenangi pilpres,” ujar Viva.

Perkara siapa capres dan cawapres jika koalisi itu menjadi satu, menurut Viva dapat dibicarakan. PAN, kata Viva Yoga, tak memiliki perbedaan yang mencolok sebagai partai nasionalis.

“Nanti soal siapa pasangan calon kan akan diputuskan, tapi tidak sejauh itu, kami saat ini merasa bahwa khusus untuk PAN platform PAN dan PDIP relatif tidak berbeda jauh yaitu sebagai partai nasional. Dan kami akan menunggu bersama dengan PDIP untuk langkah-langkah berikutnya,” imbuhnya.

Ketum Golkar dan Ketum PKB Setuju Koalisi Bergabung

Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya sempar merespons soal peluang KIB dan KKIR bergabung. Keduanya kompak setuju jika kedua koalisi bergabung.

Mulanya, Airlangga terlebih dahulu ditanyakan soal inisiasi atau ajakan untuk menggabungkan koalisi. Airlangga mengungkap menjawab keduanya mengajak untuk bergabung.

“Dua-duanya mengajak (bergabung). Jadi kalau dua-duanya bergabung, lebih kuat, lebih baik. Dalam politik tidak ada yang tidak bisa dibicarakan,” kata Airlangga saat konferensi pers di Istora Senayan, Jumat (10/2/223).

Cak Imin lantas ditanyakan terkait respons apabila KIB dan KKIR bersatu. Cak Imin mengatakan semakin banyak barisan koalisi, proses pemilu akan semakin efektif.

“Oh, sangat bagus. Semakin banyak barisan koalisi, semakin efektif proses pemilu, proses pemilu semakin baik,” ungkap Cak Imin.

Senada Airlangga, Cak Imin turut menyambut baik bila dua koalisi dilebur menjadi satu. Baginya, semakin banyak barisan parpol di satu koalisi, maka akan makin efektif proses pemilu.

“Jadi kita berharap partai-partai, mari kita samakan visi, tujuan dan target, sehingga kita betul-betul siap tidak mendadak dalam mengambil langkah-langkah strategis,” kata Cak Imin.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku pihaknya ikut senang dengan wacana peleburan tersebut. Namun, dia mempertanyakan apakah tiga partai KIB akan ikut melebur dalam koalisi tersebut.

“Soal bergabung KIB dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, ya, itu tentu kalau terjadi kita senang saja,” ucap Dasco.

“Nah tinggal sekarang yang di KIB itu apakah hanya Golkar atau dua-duanya, kalau KIB kan artinya tiga partai. Nah itu saya belum bisa jawab apakah kemudian bagaimana ya, begitu loh. Nah kalau misalnya tiga partai itu KIB setuju ya kita tentunya setuju,” tambahnya.

Peneliti BRIN: Jika Digabung Akan Jadi Koalisi Super

Peneliti politik dari BRIN Wasisto Rahardjo Jati menilai kekuatan politik KIB dan KIR tak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi, jika keduanya memutuskan untuk melebur jadi satu pada Pilpres 2024 mendatang.

“Saya pikir jika KIB dan KIR bergabung tentu akan menjadi koalisi super,” ujar Wasisto.

Menurut dia, koalisi KIB dan KIR akan menjadi lawan amat tangguh bagi PDIP. Sampai saat ini, PDIP belum memutuskan untuk berkoalisi dengan parpol manapun.

Meskipun secara kursi di parlemen, PDIP mampu mengusung Capres-Cawapres tanpa harus koalisi. Tapi PDIP telah menegaskan, membangun Indonesia harus kolaborasi, tak bisa sendirian.

“KIB dan KIR berpotensi menjadi rival tangguh bagi PDIP di pemilu mendatang,” tegas Wasis.

Wasis meyakini, peluang besar bergabungnya KIR dan KIB dalam Pemilu 2024. Namun, kedua poros koalisi ini perlu capres yang memiliki popularitas bagus. Dengan demikian, parpol yang tergabung dalam dua poros tersebut akan menjadi solid.

“Peluang (bergabung) tersebut sebenarnya besar. Jika didukung pula calon dengan popularitas yang besar,” kata Wasis.

Soal capres dan cawapres yang bakal diusung KIB dan KIR, Wasis menambahkan, banyak nama besar dalam koalisi tersebut.

Misalnya saja, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Zulkifili Hasan. Belum lagi Sandiaga Uno, Erick Thohir yang sangat mungkin bisa masuk ke dalam koalisi tersebut.

“Saya pikir ada banyak nama besar di koalisi tersebut, yang sepertinya tidak tersentral ke satu tokoh tertentu,” ujar dia.

Efriza: Koalisi Besar Ini Sulit Terwujud Terutama Kesepakatan Capres dan Cawapres

Sementara itu menurut pengamat politik Efriza dari Citra Institute mengatakan peluang koalisi ini terwujud tak mudah. Dan jika terjadi akan sulit mencapai sepakat mengenai calon yang diusung.

“Koalisi ini terbentuk memungkinkan karena sebagai partai pendukung pemerintah yang loyal. Hanya saja, amat sulit merembukan, mencapai kesepakatan mengenai pasangan calon,” tegasnya.

“KIB bertiga aja susah bersepakat pasangan calon, KIR hanya berdua saja sulit merampungkan cawapres, apalagi ini lima partai yang kelimanya ketua umumnya capres dari partai masing-masing. Jika iya apa konsekuensinya bagi anggota yg lain? Konsekuensi yang harus dirumuskan adalah siapa pasangan cawapres yang akan diusung,” ulas dosen Ilmu Pemerintahan ini.

Sebab lima ketua umum yang elektabilitas tinggi, sudah dideklarasikan capres dan didukung hanya Prabowo melalui PKB dan Gerindra terbentuknya KIR.

“Maka konsekuensinya adalah mencari wakil presidennya. Nah ini akan alot jika diambil dari internal masing-masing partai.
Jika bukan ketua umumnya apa bisa legowo ketua umum tersebut mengusung kadernya yang dipilih. Jika calonnya dari alternatif bukan dari partai yang menguat namanya dengan Khofifah, tapi apa mau Khofifah menerima tawaran untuk dipasangkan dengan Prabowo. Sementara Koalisi Perubahan juga mencoba memasangkan Khofifah dengan Anies Baswedan,” ungkapnya.

Pilihan untuk dirembukkan hanya posis cawapres. Cawapres ini tak mungkin di antara keempat partai itu, karena elektabilitas keempat ketua umum pada “nyungsep” dan tidak menaikkan dan menguatkan elektabilitas Prabowo, apalagi pada saat pemilihan rasanya berat potensi menangnya.

Calon yang menguat kepada Prabowo banyak potensial tetapi mereka akan banyak pikir-pikir, misal Khofifah apa ia akan mau, jika ada dua pilihan dengan Anies pula. Jika dengan Erick Thohir apa ia siap jor-joran dengan konsekuensi kecil peluang menangnya, apalagi Erick lagi menuju Ketum PSSI sepertinya lebih bergengsi sebagai Ketum PSSI dibandingkan buang biaya kampanye jor-joran tapi kemenangan kecil.

Jika Andika Prakarsa maka juga sulit, karena Prabowo dan Andika keduanya dari militer, tidak akan menarik untuk pemilih. Pilihan kepada Sandiaga Uno memungkinkan, hanya pengulangan yang lalu, keduanya dari Gerindra pula, dan pernah kalah, maka potensi kalah akan terbuka lebih tinggi.

Jika dipasangkan dengan Airlangga Hartarto tak dapat diyakini akan menjadi kuda hitam, keduanya malah cenderung pilihan tak menarik bagi Pemilih.

Maka kemungkinan menarik adalah berpasangan dengan Ganjar Pranowo tetapi apa mau PDIP nomor dua, sebab PDIP pernah dua kali mengalahkan Prabowo dan Gerindra, PDIP juga pernah berkoalisi dengan Megawati sebagai capres saat itu Prabowo hanya cawapres.

“Maka peluangnya adalah amat menguntungkan tapi, PDIP akan senang jika hadirnya tiga paket koalisi, dibandingkan dua paket,.agar putaran kedua KIR-KIB gabung ke PDIP. PDIP lebih berharap koalisi tiga pasangan dulu baru putaran kedua mereka dapat dukungan koalisi lainnya,” pungkasnya.

Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)

 

Previous Post

Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Amankan Sidang Vonis Kuat Ma’ruf dan Ricky Rizal

Next Post

Pasal 100 KUHP Bisa Jadi ‘Celah’ Ferdy SamboTak Jalani Hukuman Mati

Rupol

Next Post
Terpidana kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo (tengah) tiba untuk menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin 13 Februari 2023)/Antara

Pasal 100 KUHP Bisa Jadi 'Celah' Ferdy SamboTak Jalani Hukuman Mati

Recommended

Anggota DPRD Payakumbuh Boy Sandi Dukung Penuh Olahraga Biliard, Berharap Kedepan Payakumbuh Menjadi Ladang Pemain Hebat

Anggota DPRD Payakumbuh Boy Sandi Dukung Penuh Olahraga Biliard, Berharap Kedepan Payakumbuh Menjadi Ladang Pemain Hebat

2 jam ago
Wawako Payakumbuh Hadiri Khatam Al-Qur’an dan Wisuda Iqra di TPA Mushala Lakuang

Wawako Payakumbuh Hadiri Khatam Al-Qur’an dan Wisuda Iqra di TPA Mushala Lakuang

20 jam ago

Trending

Maju Bersama Mobilindo Memberikan Pelayanan Kendaraan Secara Maksimal

Maju Bersama Mobilindo Memberikan Pelayanan Kendaraan Secara Maksimal

6 hari ago
Ketua PTMSI Payakumbuh Fitrayanto Dukung Penuh Porwarprov Sumbar.2025, Pak Walikota Ikut Latihan Tenis Meja Bersama Wartawan

Ketua PTMSI Payakumbuh Fitrayanto Dukung Penuh Porwarprov Sumbar.2025, Pak Walikota Ikut Latihan Tenis Meja Bersama Wartawan

4 hari ago

Popular

Warung Bakso Sony Hadir di Payakumbuh, Rasanya “Lamak Bana”

Warung Bakso Sony Hadir di Payakumbuh, Rasanya “Lamak Bana”

1 bulan ago
H. Muhammad Thohir, pengusaha papan atas nasional, Ayah Boy Thohir dan Erick Thohir/RuPol

Mengenal H Teddy Thohir, Pengusaha Nasional yang Lengket dengan Masjid

2 tahun ago
Anggota DPRD Payakumbuh Boy Sandi Dukung Penuh Olahraga Biliard, Berharap Kedepan Payakumbuh Menjadi Ladang Pemain Hebat

Anggota DPRD Payakumbuh Boy Sandi Dukung Penuh Olahraga Biliard, Berharap Kedepan Payakumbuh Menjadi Ladang Pemain Hebat

2 jam ago
Viral, LC Karaoke di Sumbar Diarak, Ditelanjangi Lalu Diceburkan

Viral, LC Karaoke di Sumbar Diarak, Ditelanjangi Lalu Diceburkan

2 tahun ago
Maju Bersama Mobilindo Memberikan Pelayanan Kendaraan Secara Maksimal

Maju Bersama Mobilindo Memberikan Pelayanan Kendaraan Secara Maksimal

6 hari ago
  • Personalia
  • Kerjasama & Iklan
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Kilas Update
  • Daerah
  • RuangPolling
  • RuangTokoh
  • RuangOpini
Login

Copyright © 2023 Ruangpolitik.com - Smart Guide In Election