RUANGPOLITIK.COM — Pasca gempa bumi di Cianjur yang menewaskan banyak orang, masih menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah. Terutama menanggapi keluhan warga yang belum mendapatkan bantuan akibat putusnya lalu lintas atau kondisi terisolir dari posko pengungsian.
Menanggapi keluhan ini, Bupati Cianjur Herman Suherman berjanji pihaknya akan segera menyelesaikan masalah yang dikeluhkan warga yang menjadi korban gempa tersebut.
“Di media sosial banyak warga masyarakat yang bilang belum mendapatkan bantuan. Sudah dijelaskan, sampaikan saja ke aparat desa terdekat. Nanti dari desa langsung ke kecamatan, dari kecamatan baru ke sini (kabupaten). Insyaallah saya meyakini bantuan itu akan sampai kepada tempatnya,” kata Herman dalam konferensi pers yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (23/11).
Herman menegaskan, bantuan yang siap disalurkan masih penuh di gudang. Bantuan dari berbagai pihak juga terus mengalir ke Kabupaten Cianjur.
“Insyaallah kami akan berupaya dengan TNI/Polri, dengan BNPB kita akan memberikan kepada masyarakat yang memerlukannya,” tegasnya.
Sejumlah warga melewati reruntuhan rumah di Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur, Rabu 23 November 2022.
Herman juga telah menegaskan kepada kades, babinsa, bhabinkamtibmas, camat, hingga kapolsek untuk memastikan tidak ada lagi masyarakat terdampak gempa yang belum mendapatkan bantuan.
“Saya mohon hari ini, besok, tidak ada lagi warga yang teriak tidak mendapat bantuan. Itu sudah menjadi kewenangan desa dan camat,” ujarnya.
Untuk warga yang meninggal, setelah datanya jelas by name by address, pemerintah Kabupaten Cianjur juga akan memberikan bantuan dana kerohiman. Bantuan tersebut akan diberikan langsung kepada ahli waris secara tunai.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan, data terbaru jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 271 orang. Masih ada 40 orang yang dinyatakan hilang. Dari jumlah tersebut, 39 orang di Cugenang, dan satu orang di Warung Kondang.
Untuk jumlah korban yang mengalami luka-luka, angkanya mencapai 2.043 orang, lalu ada 61.908 orang yang mengungsi. BNPB juga mencatat ada sebanyak 56.320 rumah yang rusak, terdiri dari 22.241 rumah rusak berat, 11.641 rumah rusak sedang, dan 22.090 rumah rusak ringan.
Kemudian ada 31 sekolah, 124 unit rumah ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 13 perkantoran yang mengalami kerusakan.
“Untuk rumah-rumah ini, didata dari mulai RT, RW, kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, sampai dengan kepala OPD (organisasi perangkat daerah). Ini juga sudah diperintahkan oleh bapak bupati untuk ikut melaksanakan pendataan rumah warga yang rusak. Kalau segera bisa cepat, ini segera bisa kita perbaiki,” kata Suharyanto.
Editor: Ivo Yasmiati