RUANGPOLITIK.COM — Nama besar Prabowo Subianto tentunya sudah tak asing dimata masyarakat Indonesia, apalagi dengan latar belakang militer ia dianggap potensial sebagai pemimpin bangsa. Namun berkali-kali gagal dalam pemilihan presiden, bagaimanakah peluang terakhir Prabowo di Pilpres 2024 mendatang. Pengamat politik Efriza, saat dihubungi RuPol.Com, pada Rabu (19/10) memberikan penilaiannya.
“Peluangnya masih terbuka, hanya tidak besar lagi. Oleh sebab itu, Prabowo butuh sosok cawapres yang mampu menambah dukungan elektabilitas, mendongkrak perolehan suara, dan tentunya sosok cawapres yang memiliki dukungan tinggi dari masyarakat diberbagai wilayah,” jelas Efriza.
Dia menilai, munculnya sosok Anies Baswedan yang sangat populer, tak menutup kemungkinan rakyat masih berpihak ke Prabowo. Apalagi sosok Prabowo dianggap sebagai alternatif ditengah mencuatnya kontra politik dari pendukung PDI-Perjuangan.
“Prabowo dapat saja menyaingi Anies. Sebab dukungan Prabowo masih tinggi. Apalagi jika gesekan PDI-Perjuangan dengan calonnya kepada Anies teramat tajam maka pilihan kepada Prabowo menjadi menguat,” jelasnya.
Efriza menambahkan, Prabowo satu-satunya figur militer yang maju sebagai capres, dengan pengalaman Menhan dan ditengah situasi ekonomi dan permasalahan pertahanan keamanan global maka keputusan kepada Prabowo menjadi relevan untuk menguat.
“Sebab kepemimpinan militer dianggap dapat memberikan kepastian keamanan, dan juga pengalaman kerja yang positif dari Prabowo sebagai Menhan, menjadi nilai positif tersendiri. Jangan lupakan pula Prabowo dengan berbagai perubahan perilakunya saat ini sudah menunjukkan simpati masyarakat,” ucap Efriza.
Sementara itu, menurutnya pasangan cawapres yang paling tepat adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
“Potensi Prabowo-Erick sangat potensial. Pasangan ini dapat bersaing cukup kuat, misalnya, dengan pasangan paket Ganjar-Puan, yang menguat wacana saat ini. Menduetkan pasangan ini juga akan didukung oleh kalangan Nahdliyyin. Tentang Muhaimin Iskandar juga ia akan terbuka menerima Erick, karena Muhaimin penuh resistensi dan malah memperlemah Prabowo. Erick adalah pilihan pas dan melengkapi untuk Prabowo, saat ini,” jelasnya.
Efriza menilai, Erick memiliki kelebihan yang tak dimiliki kandidat cawapres lainnya.
“Tentu saja. Karena Erick Thohir figur potensial. Kesuksesan di bisnis, di olahraga, dan juga pengalaman dipemerintahan amat dibutuhkan oleh Prabowo. Dukungan masyarakat juga cukup kuat kepada Erick Thohir. Paket ini juga cenderung didukung oleh Presiden Jokowi, karena mereka bagian dari pemerintahan saat ini,” jelas Efriza.
Dan ia menilai jika ingin menang dalam laga terakhir pilpres kali ini, Prabowo harus segera mengambil langkah politik.
“Kemungkinan tersisa Prabowo-Erick, lebih baik dibandingkan Prabowo-Muhaimin untuk saat ini. Prabowo-Anies sangat sulit terwujud”.
Meskipun berkali-kali kalah dalam putaran Pilres, Efriza menilai mental Prabowo sebagai seorang prajurit takkan surut dalam laga kompetisi pilpres yang akan lebih panas dari pilpres sebelumnya.
“Prabowo sebagai tentara pasti lebih memilih, lebih baik putih tulang daripada putih muka. Prabowo juga sudah menyatakan, kekalahan tak membuatnya patah semangat, sebagai pejuang semangatnya adalah terus bangkit berjuang. Jadi, sepertinya tak mungkin ia mundur dari gelagang, dan juga jika dia mundur namanya bukan “King Maker” tapi “Looser”. Sedangkan untuk para pemilihnya yang kecewa, saya melihat Prabowo sedang berusaha merajut kembali, misalnya Gerindra menemui UAS, dan saya juga melihat Prabowo telah berupaya meyakini masyarakat pilihan bergabung kepada pemerintahan karena tidak ingin ada perpecahan di masyarakat, semuanya didasari oleh untuk Indonesia,” jelasnya.
Karena itu, Efriza menilai jika melihat elektabilitas Prabowo yang masih tiga besar, pemilih yang kecewa juga cenderung dapat menerima keputusan Prabowo yang lalu. Prabowo juga diyakini akan terus merajut kembali kepada pemilihnya yang kecewa sambil terus memperluas wilayah dukungan terutama kepada Pemerintah yang merupakan upaya Prabowo menunjukkan dirinya siap menunjukkan dirinya memang bisa dan punya pengalaman memimpin di pemerintahan melalui jabatannya saat ini. (Ivo)