RUANGPOLITIK.COM-Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe jadi target penembakan saat dirinya tengah berpidato, di Kota Nara, Jepang barat, Jumat (8/6/2022), sekitar pukul 11:30 waktu setempat.
Kanal televisi publik NHK mengabarkan, Shinzo Abe alami gagal jantung yang disebabkan luka tembak di dada.
Berdasarkan video rekaman di lokasi kejadian, Shinzo Abe tampak tergeletak tak sadarkan diri di tepi jalan, dengan beberapa penjaga keamanan berlarian ke arahnya.
Abe memegangi dadanya saat ia jatuh pingsan, dengan kondisi kemeja putihnya yang telah basah berlumur darah. NHK mengkonfirmasi Shinzo Abe dilarikan ke rumah sakit setelah itu.
Shinzo Abe berada di Nara berkampanye menjelang pemilihan hari Minggu untuk majelis tinggi parlemen dan memberikan pidato ketika orang-orang mendengar suara tembakan.
Berita Terkait:
PM Inggris Boris Johnson, dari Populer Jadi Orang Terbuang
Calon Pengganti Boris Johnson Sebagai Perdana Menteri Inggris, Ini Daftarnya…
Boris Johnson Undur Diri sebagai PM Inggris
Kedubes Inggris Kibarkan Bendera, Pengamat: Ketum PBNU Tak boleh Cuci Tangan!
Terkait insiden, polisi telah menangkap seorang tersangka pria di lokasi kejadian, lantaran tindak-tanduk yang mencurigakan seolah sedang dalam misi percobaan pembunuhan.
Sontak serangan itu membuat geger kalangan publik maupun pejabat di negara tersebut.
Ironi muncul, sebab Jepang merupakan salah satu negara teraman di dunia, dengan pemberlakuan undang-undang kontrol senjata yang begitu ketat.
Adapun gagal jantung yang diderita Shinzo Abe pasca insiden adalah situasi di mana organ jantungnya tidak mampu memompa darah dan memasok oksigen yang cukup ke seluruh tubuh.
Di Jepang, para pejabat terkadang menggunakan istilah itu untuk menggambarkan pasien yang kesempatan hidupnya sudah setipis bawang.
Belum ada konfirmasi rinci mengenai seberapa serius dampak dan luka yang dialami Shinzo Abe. Pun tak ada kejelasan soal apakah pria paruh baya itu masih menunjukkan tanda-tanda vital kehidupan.
Shinzo Abe (67) diketahui mengundurkan diri jabatan perdana menteri pada tahun 2020.
Pengunduran diri tersebut, kata dia, berakar dari masalah kesehatan kronis yang kambuh kembali.
Shinzo Abe menderita kolitis ulserativa sejak dirinya masih belia. Di satu kesempatan, dia sempat mengatakan bahwa kondisi itu hanya dapat terkendali dengan pengobatan rutin dan serius.
Itulah mengapa dia merelakan posisi perdana menteri, demi mengobati serta merawat penyakit kronis yang diderita. (BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)