RUANGPOLITIK.COM-Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti ternak sapi sudah menyebar di 18 provinsi dan 190 kabupaten/kota.
Kepala negara menyebut upaya lockdown wilayah sudah dilakukan, tapi memang wabah ini berkembangnya seperti Covid-19.
“Cepat lewat media apa pun, padahal sudah diblok Kementan dan Kepolisian. Tapi nyatanya bergerak cepat,” kata Jokowi saat ditemui selepas bertemu ribuan alumni Kartu Prakerja di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/6/2022).
Pada Kamis malam, kata Jokowi, 800 ribu vaksin yang akan disuntik ke sapi sudah datang. Pemerintah menargetkan ada 3 juta suntikan vaksin.
“Ini yang segera cepat harus segera kayak Covid lagi suntikkan, supaya bisa melindungi sapi-sapi yang lain,” tuturnya.
Berita Terkait:
Wabah PMK pada Ternak, Wamentan: Kami Kerja Keras Tanggulangi Itu!
Tangkal Wabah PMK, Wamentan: Distribusi Daging Sapi Diperketat Jelang Idul Adha
Wabah PMK Menyebar, Pelabuhan Tanjung Perak Lakukan Pengawasan Ketat
Ekspor Pertanian Naik, Wamentan: Kami Konsisten Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menyebut pihaknya menutup daerah zona merah yang menjadi lokasi penyebaran PMK. Sapi wajib dipotong di daerah itu dan tak boleh keluar, meskipun sudah sembuh dari PMK.
“Kami berharap pada daerah merah itu steril, sehingga isolasi,” kata dia usai rapat bersama Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2022.
Syahrul menyebut pasokan hewan untuk Idul Adha mencapai 1,7 juta ekor. Selain menutup daerah merah, Syahrul juga menyiapkan daerah-daerah hijau yang tidak ada wabah PMK. “Masih banyak daerah hijau, tinggal kami jaga ke daerah supply,” tuturnya.
Nantinya, proses penyaluran sapi akan dijaga dengan baik oleh Badan Karantina Pertanian. “Sebelum berangkat diperiksa, dia datang di suatu tempat diperiksa,” ujar Syahrul.
Selain menutup daerah merah dan menyiapkan daerah hijau, proses vaksinasi juga sudah dimulai pada hari ini. Syahrul menyebut total akan ada 3 juta lebih dosis vaksin.
Vaksin ini berasal dari Prancis, tapi beberapa negara lain juga mengajukan tawaran. “Banyak sekali, banyak sekali yang menawarkan, ini agenda darurat,” tukas Syahrul.
Meski demikian, Syahrul menyebut vaksin ini memang tak bisa disebar begitu saja karena harus menggunakan cool box layaknya vaksin Covid-19. “Distribusinya harus menggunakan mobil cool box dengan derajat tertentu, sehingga dia sampai di tempat efektivitas vaksin masih bisa dilakukan,” ujarnya. (BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)