JAKARTA, JMPnews – Anggota Komisi IV DPR RI PDI Perjuangan, Darmadi Durianto meminta Kementrian Perdagangan bisa mengawasi fee dan komisi yang semakin membengkak di marketplace yang berbahaya karena bisa membunuh UMKM
Hal itu disampaikan Darmadi dalam rapat kerja bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Gedung Nusantara II, Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu 16 Juli 2025.
“Bapak Pak Menteri ini yang sekarang sedang terjadi terutama di e-commerce. Saya terima banyak laporan, Pak. Para pemain seller ini, seller di e-commerce ini, di Top maupun di Shopee ini sekarang ini komisi-komisi dan fee-fee mereka ini dinaikkan secara drastis ini sehingga mereka sudah enggak bisa untung, Pak.” ujar politisi PDI Perjuangan ini
“Ditambah lagi ada pajak tambahan 0,5%. ya. Nah, ini pada menjerit, Pak Menteri. Nah, saya minta dengan hormat aspirasi dari konstituen, Pak. Banyak sekali yang mengeluh bahwa kami sudah tidak bisa bekerja lagi di online. Ya, kenapa? Karena fee yang dikenakan kepada para seller ini begitu banyak. Yang mayoritas adalah UMKM. Mayoritas adalah UMKM, Pak Menteri. “ Ujarnya
Menurutnya, hal ini mirip dengan yang terjadi di segmentasi ojek online yang juga diinjak injak oleh aplikator dan tidak sesuai dengan pancasila dan harapan dari presiden Prabowo
“Ya, ini e-commerce ini nginjak sana sini, Pak. Sudah ojol diinjak-injak, Pak. Para seller UMKM itu diinjak-injak juga, Pak, supaya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ini tidak sesuai dengan Pancasila, Pak. Tidak sesuai dengan harapannya Pak Presiden Prabowo.” ujarnya
Darmadi menyatakan, kebijakan dari marketplace ini bisa membunuh UMKM perlu adanya investigasi dari Kementrian Perdagangan
“Nah, saya minta Bapak segera merevisi bertindak terutama dengan BPKn juga koordinasi karena ini membunuh UMKM, Pak. Ya, membunuh rakyat kecil dan ini enggak benar. Nah, ini saya minta segera dilakukan. Bapak investigasi betul enggak laporan ini ya dikenakan fee macam-macam ya. Semua dinaikkan ya ditambah dengan biaya macam-macam.”
“Akhirnya nanti mati Pak, mati suri, Pak. Semua Pak enggak bisa bekerja. Dan kebanyakan itu ada UMKM. Banyak enggak UMKM di sana? Banyak Pak yang hidup menggantungkan hidup di sana.” pungkasnya