Pl. Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan upaya penanganan banjir di Jakarta yang dilakukan yakni membangun infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk, memperkuat tanggul kali, pembangunan sistem pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan.
RUANGPOLITIK.COM – Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengklaim melakukan berbagai inovasi pengendalian banjir untuk meminimalkan dampak curah hujan yang tinggi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah menyiapkan beberapa upaya untuk mengantisipasi banjir. Mulai dari membangun waduk hingga sistem pompa.
Program penanganan banjir tersebut telah disusun melalui rencana aksi peta jalan yang akan menjadi landasan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025-2045.
Pl. Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan upaya penanganan banjir di Jakarta yang dilakukan yakni membangun infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk, memperkuat tanggul kali, pembangunan sistem pompa, serta peningkatan kapasitas drainase kawasan.
“Pada 2024 ini, terdapat lima polder/pompa yang sedang dibangun dan dua lokasi pompa stasioner yang direvitalisasi. Kemudian terdapat delapan waduk yang dibangun dengan rincian enam waduk merupakan pembangunan lanjutan dan dua waduk baru,” urai Ika dalam keterangannya, Rabu (27/3/2024).
Rinciannya, lima pompa tersebut yaitu pompa Sunter C, pompa Gaya Motor, pompa Kali Sepatan (KBN), pompa IKPN, dan pompa RW 13 (Greenville).
Sementara revitalisasi dilakukan di dua lokasi pompa yaitu Pompa Stasioner Jl. Tanjung Duren Raya-Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, dan Pompa Stasioner Taman BMW, Jakarta Utara.
Adapun enam lokasi pembangunan waduk lanjutan yaitu Waduk Marunda, Waduk Dukuh 2, Waduk Munjul, Waduk Cilangkap, Revitalisasi Embung Kaja, dan Penyelesaian Embung Pekayon.
Waduk/embung yang baru dibangun tahun ini yaitu Embung SDN 01 Petukangan Selatan dan Embung Jl. Pemuda Srengseng Sawah.
Ika menyebut Dinas SDA DKI Jakarta juga rutin melakukan pengerukan di kali, waduk, dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur, sehingga kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan genangan saat musim hujan.
Selain itu, Dinas SDA juga memasang sheet pile atau tanggul di sisi sungai. Pemasangan tanggul bertujuan untuk menanggulangi tanah longsor di sekitar sungai. Sheet pile yang telah dibangun seperti di Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat dan Kali Sunter segmen Pompa Pulomas, Jakarta Utara.
Untuk mengatasi banjir rob karena pasang laut di wilayah pesisir Utara Jakarta, pembangunan tanggul pengaman pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A terus dipercepat.
Kemudian, pembangunan NCID Fase A dilakukan di Kawasan Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa-Ancol Barat, dan Kali Blencong (Kawasan Cilincing-Marunda).
Selain itu, dibangun pula pompa dan pintu air di muara sungai, serta sistem monitoring dan early warning system banjir rob.
Ika menegaskan optimalisasi operasional sarana dan prasarana pengendali banjir juga terus dilakukan, seperti penyiagaan dan pengecekan secara berkala rumah pompa, pintu air, alat berat, serta pemeliharaan agar dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra maupun saat penanganan banjir. Penyiagaan satuan tugas di lapangan juga dilakukan sebagai langkah mitigasi banjir.
“Berdasarkan data sarana dan prasarana per 15 Maret 2024, terdapat 580 unit pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi dan 557 unit pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta. Pompa mobile digunakan untuk menjangkau lokasi banjir/genangan yang tidak bisa dijangkau pompa stasioner. Kemudian terdapat 845 unit pintu air di 589 lokasi, 254 unit alat berat, 460 unit dump truck, serta 4.226 personel pasukan biru,” tandasnya.(rls)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)